Petani Merugi, Harga Cabai Turun Imbas Abu Merapi
Berita daerah | 16 Maret 2023, 15:52 WIBBOYOLALI, KOMPAS.TV - Awan panas guguran (APG) Gunung Merapi yang terjadi sejak hari Sabtu (11/3/2023) lalu berdampak pada lahan pertanian warga di tiga desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tebalnya abu vulkanik yang menyelimuti tiga desa yakni Desa Tlogolele, Jerakah dan Klakah, berakibat menurunnya harga jual sayuran, salah satunya cabai.
Abu vulkanik dianggap membuat cabai cepat layu dan tidak tahan lama sehingga cepat busuk dan memiliki warna yang kurang terang. Seperti cabai jenis merah teropong yang sebelumnya seharga Rp 30.000 per kilogram, kini hanya laku dijual Rp 22.000 per kilogramnya.
Cabai rawit yang sebelumnya dijual Rp 60.000 per kilogram, saat ini hanya Rp 50.000 per kilogramnya. Lalu cabai merah sayur yang sebelumnya dijual Rp 25.000 per kilogram sekarang hanya Rp 20.000 per kilogram.
“Kalau kemarin sebelum ada abu, ini (cabai) nggak layu. Tapi ini abunya terlalu tebal, jadi cabai layu seperti ini dan harganya turun. Karena kalau kirim ke tempat yang jauh, nggak kuat (busuk),” kata Nurhayani, petani cabai.
Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali langsung terjun meninjau lahan pertanian yang terdampak abu vulkanik Gunung Merapi. Menurut Dispertan, abu vulkanik yang turun mengenai tanaman sayuran sudah dalam kondisi dingin dan tidak panas sehingga tidak membuat tanaman hancur.
Namun, paparan abu vulkanik diakui menurunkan harga jual sayur karena konsumen harus dua kali kerja dalam membersihkan sayur yang terpapar abu vulkanik sebelum dikonsumsi.
“Beberapa komoditi harganya sudah turun. untuk tomat juga sudah turun,” ujar Bambang Jiyanto, Kepala Dispertan Kabupaten Boyolali.
Menurut data dari Dispertan Kabupaten Boyolali, di Desa Tlogolele ada sekitar 79 hektar lahan cabai yang terpapar abu vulkanik Gunung Merapi. Para petani berharap kondisi ini segera membaik agar mereka tidak terus merugi.
#petani #erupsimerapi #gunungmerapi
Penulis : KompasTV-Jateng
Sumber : Kompas TV