Warga Resah, Pemuda di Kupang Lakukan Pungutan Liar Biaya Tinggi di Lokasi Bencana Tanah Longsor
Peristiwa | 19 Februari 2023, 13:40 WIBKUPANG, KOMPAS.TV - Sebagian warga di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku resah karena adanya pemuda yang melakukan pungutan liar (pungli) di lokasi bencana longsor, Minggu (19/2/2023).
"Kami minta pemerintah dan aparat keamanan untuk bisa membantu menertibkan kegiatan pungutan liar yang dilakukan oknum pemuda di Takari terhadap warga yang melintas di ruas jalan alternatif, karena patokan harga untuk mengangkat barang milik para penumpang sangat tinggi," kata warga setempat bernama Petrus Seran di Kupang, Minggu (19/2) dilansir dari Antara.
Ia menyebut, para pemuda itu mematok harga sekitar Rp40 ribu hingga Rp50 ribu untuk mengangkat barang bawaan milik para penumpang yang hendak menyeberang dari Takari menuju Kota Kupang.
Sedangkan untuk menyeberangkan kendaraan sepeda motor, kata Petrus, para pemuda itu mematok harga Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per motor.
"Harga ini sangat tinggi, apalagi dalam kondisi bencana alam ini tentu tidak wajar mereka menetapkan harga seperti itu, karena kondisi keuangan para penumpang juga terbatas," kata Petrus Seran.
Baca Juga: Kapolri Prioritaskan Penerapan Tilang Elektronik Guna Meminimalkan Pungli
Ia menambahkan, para warga keberatan dengan tingginya harga yang dipatok para pemuda itu kepada mereka yang hendak melintas.
"Apabila uang yang dimiliki terbatas tentu sangat memberatkan, sehingga kami berharap tidak terlalu mahal, karena banyak warga yang pasti melintas di jalur alternatif dan membutuhkan bantuan jasa para pemuda itu," kata Perus Seran.
Di sisi lain, Kapolres Kupang AKBP FX Irwan Arianto mengaku telah memerintahkan anggota Kepolisian yang sedang berada di lokasi bencana tanah longsor di Takari untuk memantau aktivitas para pemuda tersebut.
"Dalam kondisi bencana seperti ini tentu tidak wajar menarik pungutan dengan harga yang terlampau tinggi, sehingga meresahkan para penumpang yang hendak melintas di ruas jalan alternatif tersebut," tegasnya, Minggu (19/2).
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Antara