Buntut Bentrokan di PT GNI Morowali Utara Tewaskan 2 Pekerja, 500 Aparat TNI dan Polri Siaga
Update | 16 Januari 2023, 07:25 WIBMAKASSAR, KOMPAS.TV - Sekitar 500 aparat gabungan TNI dan Polri bersiaga di lokasi PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah usai terjadi bentrokan pada Sabtu (14/1/2023).
”Kami sudah menambah penjagaan dan saat ini 500-an aparat gabungan menjaga di sana. Kami juga terus melakukan upaya mediasi. Untuk menjaga situasi tetap kondusif, saat ini kami meminta aktivitas dihentikan sementara sampai dinyatakan aman untuk beroperasi kembali,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sulteng, Komisaris Besar Didik Supranoto di Palu, Minggu (15/1/2023) sore dilansir dari Kompas.id.
Kerusuhan yang melibatkan tenaga kerja asing dan lokal di perusahaan pengolahan nikel itu menyebabkan dua pekerja meninggal dan belasan orang mengalami luka-luka. Sementara itu, tujuh kendaraan dan seratus kamar di mes pekerja dibakar dan dirusak.
Pihak Polda Sulawesi Tengah pun meminta aktivitas dan operasional di lokasi pabrik dihentikan sementara. Para pekerja asing saat ini berada di mes bersama sebagian tenaga kerja lokal. Selain itu, sebagian pekerja memilih pulang ke rumah.
Baca Juga: Bentrok di PT GNI Morowali Utara Tewaskan 2 Orang, Polisi: Bukan Permasalahan TKA dan TKI
Menurut Didik, bentrokan antarpekerja PT GNI mulai terjadi Sabtu (14/1) siang. Saat itu, ratusan pekerja yang akan menggelar aksi mogok dihalangi oleh pihak keamanan internal perusahaan.
Keributan dimulai saat salah satu pekerja asing menganiaya seorang tenaga kerja lokal. Sebab, sebagian pekerja yang melakukan mogok memaksa pekerja lain untuk ikut dalam aksi mereka.
Penganiayaan itu berbuntut saling lempar batu antara pekerja asing dan lokal. Awalnya, keributan terjadi di lokasi truk jungkit, lalu berpindah ke lokasi smelter 1 dan 2.
Pada malam hari, saat pergantian pekerja, aksi mogok kembali terjadi sebagai buntut peristiwa siang hari.
Baca Juga: Tewaskan 2 Pekerja, Begini Kronologi Bentrok di PT GNI Morowali Utara
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.id