Kasus Mayat Wanita Dalam Tas di Gresik: Pelaku Ditangkap, Bantah Membunuh, tapi Akui Buang Jasad
Kriminal | 13 September 2022, 11:03 WIBNamun setelah penyelidikan, termasuk meminta keterangan dari suami sah dan keluarga, korban selama ini menempati sebuah rumah yang ada di Kecamatan Menganti, Gresik, bersama HS.
Korban, kata dia, sudah berpisah dengan keluarganya selama tujuh tahun lalu dengan alasan mencari pekerjaan.
"Setelah pisah dengan keluarga, dia (korban) bersama HS sampai melakukan nikah siri. Untuk sejak kapan tepatnya, saya kurang tahu. Karena HS ini punya istri dan anak di Gresik," ujarnya.
"HS cerai dengan istrinya itu tahun 2020. Sementara korban ini belum cerai (di Lumajang), namun meninggalkan suami aslinya."
Polisi mengaku sempat menemui kesulitan di awal kasus. Namun akhirnya polisi mendapat titik terang setelah melacak aktivitas korban di media sosial dan memeriksa sejumlah saksi, dimana dugaan pembunuhan terhadap korban mengarah kepada HS.
Motif Pembunuhan Masih Didalami
Polisi mengungkapkan terkait motif pembunuhan HS kepada korban yang merupakan istri sirinya tersebut hingga kini masih terus didalami.
"Motifnya masih kami dalami,” kata Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis, seperti dikutip dari laman Tribatanews Polda Jatim, Selasa (13/9).
Baca Juga: Update Kasus Tewasnya Santri Gontor: Dua Santri Senior Jadi Tersangka, Terancam 15 Tahun Penjara
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Wahyu Rizki Saputro mengatakan, guna mengungkap kasus, polisi bersiap menggelar reka adegan dan proses lain yang mendukung.
"Karena beberapa alibi dan alasan yang dia sampaikan tidak masuk akal. Contohnya pada saat ditanya kenapa dibuang? dia menjawab supaya masyarakat mengetahui sehingga keluarganya tahu," ucap Wahyu dikutip dari Kompas.com.
Akibat perbuatannya ini, HS dijerat pihak kepolisian pasal berlapis, Pasal 338 KUHP juncto Pasal 351 ayat (3) juncto Pasal 181 KUHP.
Hasil Autopsi Jenazah Korban
Wahyu lantas menjelaskan, dari hasil visum yang dikantongi pada tubuh korban, petugas mendapati adanya luka.
Termasuk, hasil autopsi yang didapatkan pihak kepolisian dari tim medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina, Gresik.
"Saat visum, di kaki itu ada sayatan benda tajam tapi itu tidak menyebabkan kematian. Kemudian dilakukan otopsi, ada pendarahan di kepala disebabkan akibat benturan benda tumpul, itu yang menyebabkan bisa matinya seseorang. Ini yang akan kami cek lagi ke dokter forensik," kata Wahyu.
Baca Juga: DNA Mayat Terbakar Tanpa Kepala di Semarang Dikirim ke Jakarta, Alat Polda Jateng dalam Pemeliharaan
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Kompas.com