Efek Penyakit Mulut dan Kuku di DIY: Stok Daging Segar Berkurang, Jumlah Ternak di Pasar Hewan Turun
Peristiwa | 3 Juni 2022, 13:30 WIBBANTUL, KOMPAS.TV – Ketersediaan ternak di pasar hewan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), turun hingga 30 persen. Imbasnya ketersediaan stok daging segar di DIY pun berkurang tajam.
Hal ini tak terlepas dari penutupan pasar hewan di luar daerah karena temuan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo mengungkapkan, ternak di Bantul kebanyakan dari luar daerah, tapi karena pasar hewan luar Bantul ditutup mereka tidak membeli.
“Makanya di pasar hewan Imogiri Bantul kemarin itu di pasaran turun 30 persen, baik sapi dan kambing," kata Joko Waluyo di Bantul, Jumat (3/6/2022), dikutip dari Antara.
Adapun, penurunan ketersediaan hewan ternak pada pasaran terakhir itu menyusul penutupan pasar hewan di Gunung Kidul, dan pasar hewan di Magelang Jawa Tengah karena temuan kasus PMK. Namun, di pasar hewan Imogiri Bantul tidak ditutup.
Sebelum ada PMK, stok sapi di pasar hewan Imogiri mencapai 700 ekor sekali pasaran. Kemudian kambing dan domba sekitar 700 hingga 800 ekor.
Saat ini, imbas PMK mengalami penurunan lebih kurang 30 persen.
Baca Juga: MUI Bolehkan Kirimkan Daging Kurban Bentuk Olahan Imbas Pembatasan Hewan PMK
Joko Waluyo juga mengungkapkan, penurunan ketersediaan ternak di pasaran, berdampak juga pada stok daging segar di pasar tradisional Bantul.
Pasalnya, para jagal sapi atau pengusaha daging tidak melakukan pemotongan hewan akibat sulit mendapat suplai hewan.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara