Waspada Gelombang Tinggi, BPBD Lebak Imbau Nelayan Tak Melaut
Peristiwa | 17 Mei 2022, 10:42 WIBLEBAK, KOMPAS.TV – Wisatawan dan nelayan diminta untuk waspada dengan adanya gelombang tinggi di Perairan Selatan Provinsi Banten guna menghindari kecelakaan laut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak dalam hal ini sudah menyampaikan surat peringatan kewaspadaan kepada pengelola tempat pelelangan ikan (TPI) dan pengelola wisata pesisir pantai.
"Peluang gelombang tinggi di Perairan Selatan Banten berkisar antara dua sampai empat meter berdasarkan laporan BMKG, " kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, Selasa (17/5/2022), dikutip dari Antara.
Berdasarkan laporan BMKG cuaca buruk di wilayah Perairan Selatan itu terjadi sejak tanggal 15 sampai 17 Mei 2022.
Oleh karena itu, BPBD Lebak mengimbau wisatawan dan nelayan juga masyarakat setempat agar waspada gelombang tinggi tersebut sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Febby menjelaskan, peringatan kewaspadaan gelombang tinggi agar masyarakat, wisatawan hingga nelayan tidak melakukan aktivitas melaut. Sebab, gelombang hingga empat meter itu cukup membahayakan dan bisa menimbulkan korban jiwa.
Selama ini, pihaknya mengapresiasi para wisatawan maupun warga dan nelayan karena tidak sampai ada korban terseret gelombang tinggi di Perairan Selatan Banten.
Baca Juga: Kunjungan Wisatawan ke Pantai Gunung Kidul Masih Tinggi, Petugas Peringatkan Gelombang Tinggi
Mereka para relawan, Kelompok Sadar Wisata ( Pokdarwis), Balawista, TNI, Polri, Pengelola Wisata dan warga setempat selalu menyampaikan informasi juga kewaspadaan gelombang tinggi.
"Kami bersama relawan juga tidak henti-hentinya menyampaikan peringatan kewaspadaan bahaya gelombang tinggi itu, " tuturnya.
Terpaksa menganggur
Searah dengan imbauan itu, sejumlah nelayan di TPI Tanjung Panto Binuangeun Kabupaten Lebak mengaku, mereka lebih memilih tidak melaut karena ada gelombang tinggi disertai angin kencang juga hujan.
Cuaca buruk tersebut terjadi sejak sepekan terakhir dan cukup membahayakan.
Meski nelayan tradisional pagi ini sudah melaut dan siang hari bisa melakukan transaksi pelelangan, namun kini terpaksa menganggur.
"Kami tidak melaut dan lebih baik berkumpul bersama nelayan lain sekitar pantai sambil menunggu cuaca kembali normal, " kata Acung (50) seorang nelayan tradisional di TPI Tanjung Panto Kabupaten Lebak.
Baca Juga: Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter Paksa Nelayan Tak Melaut
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Antara