> >

Sejarah Masjid Pathok Negoro Ad-Darojat Bantul, Sempat Jadi Gudang Mesiu dan Panggung Ketoprak

Berita daerah | 28 April 2022, 10:10 WIB
Masjid Pathok Negara Ad-Darojat Babadan Banguntapan Bantul (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Keraton Yogyakarta memiliki empat masjid yang disebut patok negara atau pathok negara. Salah satu masjid patok negara berada di tengah permukiman padat penduduk di Banguntapan Bantul.

Namanya, Masjid Pathok Negara Ad-Darojat. Sama halnya dengan tiga masjid patok negara lainnya, Masjid  Pathok Negara Ad-Darojat berfungsi sebagai tempat pengadilan masalah yang berkaitan dengan hukum agama.

Namun, masjid ini ternyata pernah hilang. Ketika itu masa penjajahan Jepang.

Baca Juga: Kisah Mbah Bolong, Bikin Lobang di Masjid dan Melihat Kabah Langsung dari Surabaya

“Jepang mengusir warga masjid dan menjadikan masjid sebagai gudang mesiu,” ujar ketua takmir Masjid Patok Negara Ad-Daraojat Babadan Harsoyo, Rabu (27/4/2022).

Masyarakat pun tidak berdiam diri. Mereka memindahkan konstruksi kayu bangunan masjid ke tempat baru di Kentungan Sleman. Wilayah Babadan pun seperti kampung mati seketika.

Ia menjelaskan di masjid ini yang asli hanya fondasi dan mustaka masjid dari tanah liat. Namun, mustaka masjid tidak dipasang lagi karena sudah tua dan hanya disimpan.

Setelah kekalahan Jepang dalam perang dunia kedua, warga kembali ke Babadan untuk bermukim. Hanya saja, fungsi masjid pathok negara itu belum seperti sedia kala.

“Fondasi masjid ketika itu masih digunakan untuk menjemur padi dan panggung ketoprak,” ucapnya.

Pembangunan masjid pathok negoro itu kembali dimulai ketika Sultan HB IX bertakhta. Kala itu, Kiai Muthohar menghadap Sultan HB IX untuk meminta bantuan pembangunan.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU