Distribusi dari Produsen Macet, Harga Migor Curah di Atas HET
Berita daerah | 14 April 2022, 10:53 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Mahalnya harga jual minyak goreng curah di pasar tradisional, di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah, menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, disebabkan oleh distribusi dari produsen yang belum lancar. Selain itu, panic buying dari masyarakat juga menjadi penyebab kenapa minyak goreng langka.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo menyatakan, kelangkaan minyak goreng dan tingginya harga jual minyak goreng curah di pasar tradisional yang mencapai Rp 20 ribu per kilogramnya, belakangan ini dipicu masyarakat yang panik membeli atau panic buying. Sehingga panic buying tersebut memicu warga menimbun minyak goreng di rumah. Selain itu, distribusi dari produsen minyak goreng ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang belum lancar, serta tingginya permintaan masyarakat akan minyak goreng di bulan Ramadan.
"Dua hal yang menyebabkan, yang pertama adalah memang belum adanya kelancaran distribusi. Distribusi itu bukan di dalam Jawa Tengah sendiri, tetapi distribusi dari produsen ke Jawa Tengah dan bukan hanya dialami oleh kita saja. Yang kedua adalah karena ada tarikan permintaan, dimana penyebabnya dua, satu kondisinya bulan Ramadan, biasanya permintaan tinggi, yang kedua adalah sedikit psikologis, yaitu panic buying. Jadi itu harga yang menyebabkan harga tidak sesuai HET," ujar Arif Sambodo.
Dari pantauan di Pasar Bulu Kota Semarang, pedagang mengaku saat ini tidak memiliki stok minyak goreng curah sejak 1 Maret 2022 lalu. Meskipun pemerintah melakukan distribusi minyak goreng curah melalui operasi pasar bagi pedagang di pasar tradisional dan pembeliannya dibatasi, upaya tersebut belum menjadi solusi langkanya minyak goreng curah. Stok minyak goreng yang dimiliki pedagang terbatas, sementara permintaannya sangat tinggi.
"Tidak punya minyak curah, stok kosong dari hari Jumat. Setiap ada,disetori satu warung satu jerigen itupun tidak dari sales atau agen besar, itu dari sama-sama pedagang," ucap Siti Isnaeni, pedagang sembako.
Saat ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah sedang mengupayakan untuk memperpendek rantai tingkatan distributor ataupun pengecer, dan melakukan distribusi pengisian pasar bersama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
#het #distribusimacet #panicbuying
Penulis : KompasTV-Jateng
Sumber : Kompas TV