> >

Eks Bupati Lombok Barat Bebas dari Penjara Usai Jalani Hukuman Pidana Korupsi 7 Tahun

Hukum | 16 Maret 2022, 09:57 WIB
Eks Bupati Lombok Barat Zaini Arony dinyatakan bebas setelah menjalani hukuman 7 tahun penjara terkait kasus korupsi yang menjeratnya pada tahun 2012. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

LOMBOK, KOMPAS.TV — Eks Bupati Lombok Barat Zaini Arony dinyatakan bebas setelah menjalani hukuman 7 tahun penjara terkait kasus korupsi yang menjeratnya pada tahun 2012.

Kasus tersebut berkaitan dengan perizinan penggunaan pemanfaatan lahan di tahun 2012 dan pemerasan calon investor senilai Rp1,4 miliar.

Kabar bebasnya mantan Bupati Lombok Barat in telah dibenarkan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Mataram Ketut Akbar Herry Achjar.

"Iya, Pak Zaini Arony sudah bebas Selasa (15/3) sore, tadi dijemput langsung pihak keluarganya," kata Akbar dikutip dari Antara, Rabu (16/3/2022).

Akbar menjelaskan, sebenarnya status bebas murni Zaini jatuh pada Kamis (17/3), hal tersebut sebagaimana tercatat sesuai vonis Pengadilan Tinggi Denpasar, Bali, pada 8 Januari 2016.

Baca Juga: Jadi Tersangka Kasus Pencucian Uang, Video Lagu Antikorupsi Indra Kenz di YouTube KPK Dihapus

Namun karena remisi susulan Zaini Arony turun pada Selasa (15/3) siang, yang menyatakan bahwa usulan pengajuan remisi susulannya memenuhi syarat Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Permenkumham) Nomor 7 Tahun 2022, maka Zaini Arony diperbolehkan pulang bersama keluarganya.

"Jadi remisi susulannya itu turun siang tadi. Pak Zaini dapat remisi tiga bulan, remisi umum dua bulan, remisi khusus dapat satu bulan," ujarnya.

Salah satu pertimbangan usulan remisinya diterima, jelas Akbar, dilihat dari itikad baik Zaini Arony yang telah membayar pidana denda Rp500 juta.

"Karena denda sudah dibayar, jadi bisa memenuhi syarat diterimanya remisi," ucap dia.

Meskipun mendapatkan remisi tiga bulan, namun karena sisa hukuman pidana penjara hanya dua hari, maka dari itu Zaini tidak menggunakan seluruhnya.

"Karena bebas murninya tanggal 17 Maret, jadi dia hanya menggunakan dua hari saja (remisi)," kata Akbar.

Dalam kasusnya, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Denpasar dengan ketua Nyoman Dedy Tripersada dan anggota Rasmito dan Ihat Subihat, menguatkan putusan Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Denpasar, pada 30 September 2015.

Hakim banding menyatakan Zaini Arony tetap terbukti bersalah melanggar Pasal 12 Huruf e Undang-Undang Nomor 20/2001 atas perubahan Undang-Undang Nomor 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dalam putusan bandingnya, hakim memperberat hukuman untuk Zaini Arony, dari 4 tahun menjadi 7 tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider dua bulan kurungan menjadi Rp500 juta subsider dua bulan kurungan.

Baca Juga: Polres Indramayu Tangkap Empat Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Masker Scuba Senilai Rp4,6 Miliar

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU