Warga Minta Pasutri yang Digerebek karena Dugaan Prostitusi Online Pindah dari Kampung Mereka
Update | 15 Maret 2022, 11:39 WIBDEPOK, KOMPAS.TV – Sepasang suami istri (pasutri) yang kos di Jalan Abdul Wahab, Sawangan Lama, Depok, diminta pindah oleh warga karena diduga mereka terlibat prostitusi online.
Pasutri tersebut sebelumnya digerebek dan digiring ke Mapolres Depok oleh warga karena dugaan prostitusi online.
"Sudah selesai (kasusnya). Warga juga hanya menginginkan mereka tidak tinggal di situ lagi," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno, Senin (14/3/2022).
Menurutnya, pasutri itu telah dipulangkan ke orang tuanya, dan telah membuat surat pernyataan dengan warga.
"Jadi orang tuanya kami panggil untuk menjemput. Dibuatkan surat pernyataan antara (pasutri tersebut dengan) warga," tutur Yogen.
Yogen menambahkan, pihaknya tidak menemukan cukup bukti untuk menjerat pasangan suami istri yang diduga menjajakan diri melalui aplikasi MiChat itu.
Baca Juga: Minta Lurah dan Camat Gunakan Aplikasi MiChat, Wali Kota Malang: Guna Memantau Prostitusi Online
"Enggak ada transaksi uang dan enggak ada perbuatan prostitusi," kata Yogen.
Sebelumnya diberitakan, sepasang suami istri yang tinggal di rumah kos di Jalan Abdul Wahab, Sawangan Lama, digerebek warga pada Sabtu (12/3/2022) sekitar pukul 23.00 WIB.
Warga menduga, rumah kos tersebut dijadikan tempat prostitusi dengan memanfaatkan aplikasi MiChat.
Ketua RT setempat, Pepen, mengatakan, pengerebekan bermula dari kecurigaan warga terhadap pasutri yang sering membawa orang tak dikenal.
Kemudian, dua warga setempat mencari bukti dengan menyewa jasa prostitusi melalui aplikasi MiChat.
"Warga menjebak dia untuk sewa, sudah sepakat Rp 300.000 sama cowok (dua warga) itu, sudah nego," kata Pepen, Senin.
Setelah sepakat, dua warga beserta RT dan tokoh masyarakat mendatangi rumah kos untuk menggerebek.
Baca Juga: Kisah Pemkab Sragen Rebranding Gunung Kemukus, Ubah Citra Prostitusi jadi Wisata Keluarga dan Religi
Namun, hal itu telah diketahui terlebih dahulu oleh pasutri tersebut.
"Kami berenam ke atas (lantai rumah kos), tapi mereka sudah pada ngumpet karena dia tahu dari suaminya," kata Pepen.
"Karena kami naik duluan baru suaminya menyusul," sambung dia.
Saat itu warga menemukan lokasi persembunyian mereka dan menemukan alat kontrasepsi di kamar kos.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas.com