Mantan Napiter Bom Bali Ungkap Keterlibatan Dokter SU pada Konflik Ambon
Update | 13 Maret 2022, 17:15 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Dokter SU, terduga teroris yang meninggal ditembak oleh personel Densus 88 Antiteror telah mengirimkan relawan kemanusiaan sejak konflik di Ambon tahun 2000 an.
Penjelasan itu disampaikan oleh seorang mantan narapidana kasus terorisme (napiter), Joko Triharmanto, yang dikenal dengan nama Jack Harun.
“Waktu kerusuhan di Ambon, beliau (dokter SU) sudah jadi salah satu relawan, dan beliau selalu mengirim bantuan ke sana,” kata Jack, usai Pelatihan Islam Washatiyah dan Filontropi Islam yang digelar oleh Pusat Studi ISAIs UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, di Hotel @HOM Premiere Timoho, Minggu (13/3/2022).
“Karena beliau aktifnya di medis, beliau membawa timnya ke daerah konflik menjadi tim medis,” imbuhnya.
Baca Juga: Pengumpulan Dana untuk Kegiatan Terorisme Merupakan Tren yang Berpola
Tapi, lanjut Jack, tim medis itu juga mengirim beberapa relawan ke luar negeri yang akhirnya menjadi pasal untuk menangkap dokter SU.
“Di JI itu dari awal sudah mengirim beberapa relawan, aktivis yang menjadi anggota JI ke Afganistan. Rutin waktu itu.”
Menurutnya, ada dua faktor pengiriman relawan oleh jaringan JI (Jamaah Islamiyah).
Pertama, dalam rangka membantu kemanusianan, menjadi relawan. Yang kedua, untuk belajar di sana.
“Entah itu belajar militer, belajar strategi, dan sebagainya. Intinya mengirim personel relawan ke sana. Itu yang menjadi pasal untuk menangkap dokter Nardi,” kata pria yang bertugas mengatur timer pada kasus bom Bali pertama ini.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV