Sopir Angkot yang Tewas Usai Duel dengan TNI Ternyata Baru Keluar Penjara Gara-gara Bunuh Tentara
Peristiwa | 6 Maret 2022, 07:24 WIBMAKASSAR, KOMPAS.TV - Sopir angkot berinisial BS tewas setelah berkelahi dengan anggota TNI berinisial Serma DJ pada Sabtu, 5 Maret 2022 dini hari.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV/Hasanuddin Kolonel Infanteri Rio Purwantoro mengatakan duel maut itu terjadi di Lorong 13, Jalan Rajawali, Kecamatan Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca Juga: KSAU: Perang Rusia-Ukraina Ternyata Berdampak pada Alutsista TNI
Kolonel Rio mengungkapkan korban BS yang tewas karena berkelahi dengan anggota TNI merupakan mantan narapidana atau napi.
Hal tersebut, kata Rio, terungkap berdasarkan pengakuan korban BS sendiri ketika menantang Serma DJ untuk berkelahi.
Mulanya, berdasarkan informasi yang diperoleh dari tim intelijen, korban BS sedang memperbaiki angkot miliknya di depan rumahnya.
Tapi, angkot tersebut oleh korban diparkir di tengah jalan Lorong 13 itu. Karena dianggap menghalangi jalan, Serma DJ yang saat itu tengah melintas menegur korban BS.
Baca Juga: Ribuan TNI-Polri Diterjunkan Amankan Demo PA 212 di Kemenag
“Saudara minta maaf, minta tolong mobilnya kalau bisa diparkir agak ke pinggir karena orang tidak bisa lewat," kata Kolonel Rio menirukan ucapan Serma DJ, seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (6/3/2022).
Setelah ditegur, kata Rio, korban sempat mengatakan kepada Serma DJ hanya sebentar saja memarkirkan kendaraannya. Namun, ternyata angkot tersebut tak kunjung dipindahkan.
Serma DJ lalu menegurnya lagi. Dengan nada tinggi, korban BS kemudian meresponsnya dengan menantang dan mengaku tidak takut dengan Serma DJ.
Selain itu, korban BS masih dengan nada tinggi juga mengatakan bahwa dirinya baru keluar dari penjara atas kasus pembunuhan anggota TNI beberapa tahun lalu.
Baca Juga: Ketua PBNU Gus Yahya Temui KSAD Jenderal Dudung, TNI AD akan Latih GP Ansor dan Banser NU
Kolonel Rio mengatakan setelah dicek datanya, ternyata benar bahwa korban memang mantan narapidana atas kasus pembunuhan anggota Yon Kav.
“Kejadian pembunuhan yang dilakukan BS itu terjadi pada 2007,” ujar Kolonel Rio.
Setelah itu, terjadilah cekcok mulut antara korban BS dengan Serma DJ. Tak lama berselang, korban BS mengejar Serma DJ dengan membawa kunci roda dan pisau.
Pengejaran Serma DJ oleh korban akhirnya terhenti di sebuah bangunan. Ketika Serma DJ terpojok, korban kemudian melakukan penyerangan menggunakan kunci roda dan pisau yang dibawanya itu.
Baca Juga: Reaksi Mabes TNI Usai Ditegur Keras Jokowi Soal Disiplin hingga Perdebatan Tak Setuju IKN di Grup WA
Saat duel terjadi, korban BS sempat menghantam kepala Serma DJ menggunakan kunci roda. Selain itu, korban juga sempat melukai rahang atas Serma DJ. Hal itu terjadi setelah Serma DJ menangkis pisau yang diarahkan ke tubuhnya.
"Karena merasa terdesak, Serma DJ melakukan pembelaan diri dan berhasil merampas pisau badik milik BS,” ucap Kolonel Rio.
“Kemudian menusuknya tepat di ulu hati, lalu korban jatuh terkapar. Begitu juga Serma DJ seketika itu linglung dan jatuh pingsan.”
Akibat perkelahian tersebut, Serma DJ mengalami luka robek di dagu kiri dengan panjang enam centimeter dengan lebar satu centimeter. Ia saat ini tengah dirawat di rumah sakit.
Baca Juga: Pembunuhan Mahasiswa Jember 9 Tahun Lalu Akhirnya Terungkap, Pelaku Lari ke Bali Jadi Terapis Pijat
“Luka robek di dagu panjang dua centimeter, dan luka robek pada kepala atau ubun-ubun panjang dua centimeter. Korban BS meninggal dunia karena kena tusukan pisau pada bagian ulu hati,” ujar Rio.
Menurut Rio, perkelahian antara korban BS dengan Serma DJ didasari karena kesalahpahaman. Sebab, antara keduanya tidak pernah ada masalah sebelumnya.
"Perselisihan ini motifnya diduga kesalahpahaman, karena antara oknum anggota TNI dan pelaku pengejaran (BS) tidak pernah ada permasalahan sebelumnya. Tiba-tiba ketemu di lorong," tutur Kolonel Rio.
Lebih lanjut, Kolonel Rio mengatakan terkait kejadian ini, agar semua pihak tidak terpancing ataupun terprovokasi.
Sebab, permasalahan ini sudah ditangani Polisi Militer, Denpom XIV/4 Makassar dan pihak kepolisian.
Baca Juga: Kronologi Terungkapnya Kasus Pembunuhan Mahasiswa Jember 9 Tahun Lalu, Berawal dari Kecelakaan Mobil
"Jadi, sementara ini dalam proses pemeriksaan lebih lanjut," kata Kolonel Rio.
Sementara itu, Ketua RT setempat bernama Sri Rejeki membenarkan adanya perkelahian di wilayah kerjanya.
Duduk persoalannya, kata Sri, diduga gara-gara korban parkir di jalanan saat memperbaiki angkotnya. Lalu tak terima setelah ditegur oleh anggota TNI.
"Saya dengar ada suara ribut-ribut warga, nanti ramai-ramai, ada perkelahian warga katanya dengan tentara. Ini korban dibilang parkir di tengah jalan, ditegur lalu dia malah marah-marah," ujar Sri.
Baca Juga: Sopir Angkot Diamuk Massa usai Terobos Portal Kereta Api dan Sebabkan 4 Penumpang Tewas
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV