Seorang Korban Tewas Saat Ritual di Pantai Payangan Ternyata Polisi, Baru Menikah Setahun Lalu
Peristiwa | 14 Februari 2022, 15:22 WIBJEMBER, KOMPAS.TV - Sejumlah orang yang menamakan diri Kelompok Tunggal Jati Nusantara melalukan ritual di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember pada Minggu (13/2/2022) malam.
Mereka menggelar ritual meditasi dengan cara berendam di air laut sembari bergandengan tangan.
Baca Juga: 11 Orang Tewas Saat Ritual di Tepi Pantai Payangan, Polisi Selidiki Unsur Kelalaian
Ritual dilakukan pada pukul 01.30 WIB. Dalam ritual itu, diikuti oleh 24 orang termasuk sopir.
Tanpa diduga, ritual meditasi di Pantai Payangan tersebut berujung maut.
Sebanyak 11 orang peserta ritual dilaporkan tewas tergulung ombak.
Dari 11 korban tewas tersebut, seorang di antaranya ternyata aparat kepolisian.
Dia adalah Bripda Febriyan Duwi, anggota Polsek Pujer, Polres Bondowoso.
Kapolsek Pujer AKP Iswahyudi membenarkan bahwa Bripda Febriyan Duwi merupakan anggota Polsek Pujer, Bondowoso. Pangkatnya adalah seorang bintara.
Baca Juga: Polisi Ungkap Motif Ritual di Pantai Payangan, Mulai Faktor Ekonomi hingga Ilmu Hitam
"Betul dia bawahan saya," kata Kapolsek Pujer AKP Iswahyudi dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (14/2/2022).
Pengakuan Istri
Sementara itu, istri Bripda Febriyan Duwi bernama Diana masih tak menyangka suaminya menjadi korban tewas dalam insiden ritual yang dilakukan di Pantai Payangan.
Ketika ditemui, Diana dengan kondisi mata yang berkaca-kaca tengah duduk di depan meja petugas Tim Disaster Victim Investigation (DVI).
Diana terus meneteskan air mata. Ia masih belum percaya Bripda Febriyan Duwi, pria yang menikahinya setahun lalu itu turut jadi korban dalam ritual maut itu.
Baca Juga: 11 Orang Tewas Terseret Ombak Saat Melakukan Ritual di Pantai Payangan
Di saat bersamaan, ibunda korban terus mencoba menenangkan menantunya Diana.
Sebelum meninggal tergulung ombak, Diana mengatakan, Bripda Febriyan sempat pamit kepada dirinya untuk pergi ke Pantai Payangan.
Menurut Diana, suaminya sempat mengirim ucapan pamit kepadanya dalam obrolan telepon.
Namun, Febriyan tak bilang kalau hendak melakukan ritual.
"Bilangnya cuma mau pergi ke pantai. Tidak bilang kalau ada ritual," ujar Diana.
Selama ini, Diana dan suami Bripda Febriyan jarang tinggal satu rumah.
Sebab, Bripda Febriyan harus bertugas di Bondowoso, sedangkan Diana kerja di Probolinggo.
Baca Juga: Kesaksian Korban Selamat Tragedi Ritual di Pantai Payangan Jember, Detik-detik Ombak Menghantam
"Selama ini enggak ada yang aneh sama suamiku," kata Diana sembari menyeka air matanya.
Kronologi
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com