Warga Wadas Sebut yang Setuju Tambang Andesit Bukan Asli Wadas
Peristiwa | 11 Februari 2022, 18:23 WIBPURWOREJO, KOMPAS.TV - Mayoritas warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menolak desa mereka dijadikan tambang andesit atau bahan material pembangunan Bendungan Bener.
Siswanto (30), salah seorang warga Wadas, menyebut, 80 persen warga yang lahannya terdampak rencana penambangan batu andesit, menolak.
Sisanya, 20 persen warga pro atau setuju dengan proyek tersebut.
Namun Siswanto melanjutkan, warga yang setuju dengan proyek tersebut sebagian besar bukan warga Desa Wadas asli dan hanya sedikit yang memiliki tanah di lokasi penambangan.
Diketahui, Desa Wadas terdiri dari 11 dusun. Tujuh dusun di antaranya masuk daerah terdampak penambangan, termasuk dusun tempat Siswanto tinggal: Dusun Randuparang.
Rabu 9 Februari 2022, pascapengepungan aparat kepolisian ke Wadas, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat menemui warga Wadas. Tetapi, kata Siswanto, Ganjar hanya menemui warga yang setuju.
"Yang ditemui Ganjar itu mereka yang pro, lahan mereka sedikit di sini. Mereka tidak punya kepentingan apa pun. Sedangkan kami (warga kontra) tidak bisa keluar, "dipenjara" semua. Ganjar juga tidak menemui kami," terang Siswanto dalam konferensi pers Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa), Kamis (10/2/2022).
Baca Juga: Kapolda Jateng Tarik 250 Personel dari Desa Wadas: Pengukuran Sudah Selesai
Sebelumnya, LBH Yogyakarta yang menjadi pendamping hukum warga Wadas juga mengatakan bahwa 80 persen warga menolak tambang batu andesit di wilayah mereka.
Angka tersebut diungkapkan oleh Kepala Divisi Advokasi LBH Yogyakarta Julian Duwi Prasetia, Kamis (10/2/2022).
Mayoritas warga Wadas, berjumlah 80 persen tersebut, yang menolak adalah mereka yang lahannya terdampak pada rencana penambangan batu andesit untuk proyek bendungan di Desa Wadas.
Alasan warga Wadas menolak tambang tersebut karena mereka berpegang teguh pada agama bahwa menjaga tanah lingkungan sama dengan menjaga agama yang dianut.
"Pertama menjaga agama, menjaga tanah lingkungan, sikap menjaga agama dan keutuhan desa mereka," ujar Julian dikutip dari Kompas.com, Kamis.
Penulis : Hedi Basri Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/kompas.com