Pihak Keluarga Duga Ada Dalang di Balik Pengeroyokan Kakek 89 Tahun hingga Tewas
Peristiwa | 25 Januari 2022, 06:03 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak keluarga HM kakek 89 tahun yang tewas dikeroyok massa di Jalan Pulokambing, Cakung, Jakarta Timur, menduga ada aktor di balik pengeroyokan tersebut.
Kuasa Hukum Keluarga HM, Freddy Yohannes Patty, mengatakan bahwa insiden yang terjadi bukanlah pengeroyokan biasa.
"Buat kami, ini bukan sekadar pengeroyokan biasa. Ini pasti ada dalangnya, ada pihak-pihak yang memang menghendaki hal ini terjadi, ini keyakinan keluarga," ujar Freddy dalam konferensi pers di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Senin (24/1/2022) dilansir dari Kompas.com.
Dari itu, pihak keluarga pun sangat berharap agar kasus kekerasan tersebut bisa diusut tuntas.
Mereka berharap pelaku utama di balik pengeroyokan bisa ditangkap.
Pada kesempatan sama, keluarga kakek 89 tahun itu, melalui kuasa hukum juga meluruskan informasi yang beredar di media sosial yang menyebut korban mencuri kendaraan sehingga dikejar dan dikeroyok massa.
"Kami ingin meluruskan bahwa cerita yang beredar di media sosial yang menyatakan bahwa almarhum melakukan pencurian kendaraan, kemudian melarikan diri, dikejar-kejar, semua itu adalah kebohongan. Mobil yang dikendarai Bapak Wiyanto Halim adalah mobil milik beliau sendiri," ujar dia.
Baca Juga: Dituduh Maling, Kakek 89 Tahun Dikeroyok di Pulogadung Hingga Meninggal
Kronologi Pengeroyokan Kakek 89 Tahun di Cakung
Diberitakan sebelumnya, seorang pria lanjut usia (lansia) berinisial HM (89) tewas dikeroyok massa setelah diteriaki sebagai maling. Lansia itu mengendarai mobil B 1859 SYL.
Seorang karyawan pabrik di sekitar lokasi pengeroyokan, Jalan Pulokambing, kawasan JIEP, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, mengaku melihat langsung peristiwa yang terjadi Minggu (23/1/2022) itu.
Karyawan yang mengaku bernama Kirun (32) tersebut mengatakan awalnya massa mengejar mobil yang dikendarai HM dengan sepeda motor. Setelah mobil berhenti, mereka lalu memecahkan kaca mobil dengan balok kayu dan batu.
"Saya lihat di mobil ada gendongan bayi dan tongkat buat jalan. Saya pikir enggak mungkin kakek ini maling. Tapi mereka tetap saja teriak maling-maling," katanya.
Dia menambahkan, korban yang sudah lansia tidak berdaya dikeroyok membabi buta oleh massa.
Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.com/Tribunnews