Kian Memprihatinkan, Berikut Perkembangan Kasus Covid-19 di Jakarta Sepekan Terakhir
Update corona | 22 Januari 2022, 07:33 WIBMaka dari itu, untuk mengantisipasi lonjakan pasien, pengelola Wisma Atlet sudah menyiapkan satu tower sebagai tambahan ruang isolasi.
Di samping itu, pihak Wisma Atlet juga telah mengajukan penambahan tenaga kesehatan (nakes) kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kami sudah minta lagi ke Kementerian Kesehatan. Jadi ketika sudah 3.000 pasien, nakesnya sudah tersedia," tutur Mintoro.
Baca Juga: Daftar Sebaran Kasus Omicron di Jakarta, Ditemukan di 34 Kecamatan
3. Klaster sekolah mulai bermunculan
Akibat lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di tengah penerapan PTM 100 persen, kini di Jakarta mulai bermunculan sejumlah klaster penularan dari sekolah.
Hingga Selasa (18/1/2022), terdapat 43 sekolah yang ditutup sementara karena ada temuan kasus positif.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun menyebutkan, rincian kasus Covid-19 dari 43 klaster sekolah itu meliputi 67 peserta didik, tiga tenaga kependidikan, dan dua pendidik.
Namun, Riza menjelaskan, temuan kasus Covid-19 di tiap sekolah itu rata-rata hanya mencapai 1-2 orang.
Oleh sebab itu, proses belajar tatap muka tetap bisa berjalan, mengingat bukan PTM 100 persen yang menyebabkan penularan virus Corona itu.
"Itu artinya penularan tidak terjadi di sekolah, (bisa saja) di rumah atau perjalanan," sebut Riza.
Sampai detik ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum berencana menghentikan PTM 100 persen karena status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih di bawah Level 3.
Baca Juga: Muncul Wacana Ganjil Genap Ditiadakan di DKI Jakarta karena Omicron Naik, Ini Kata Polisi
4. Ancaman gelombang ketiga pandemi Covid-19
Sebelumnya, epidemiolog dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan, kini Jakarta mesti mulai waspada terhadap ancaman gelombang ketiga pandemi Covid-19.
Menurut Miko, dengan melihat lonjakan kasus yang terjadi saat ini, bukan tidak mungkin gelombang ketiga pandemi Covid-19 akan terjadi di awal tahun 2022.
Apalagi penularan virus corona varian Omicron yang terjadi begitu pesat belakangan ini dapat menjadi pemicu gelombang ketiga itu.
"Tanpa Omicron pun ada (potensi gelombang ketiga). Apalagi dengan Omicron," Miko pada Senin (10/1/2022) pekan lalu, dikutip dari Kompas.com.
Miko memprediksi, ada kemungkinan akan terdapat 5.000 kasus harian di Indonesia saat gelombang ketiga pandemi Covid-19 terjadi.
Dari angka tersebut, sepertiganya atau sekitar 1.500-2.000 kasus per hari, dapat berasal dari Jakarta.
Miko menyebut, prediksi itu dapat menjadi kenyataan apabila pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta tidak mengambil langkah tegas untuk menekan penularan virus Corona.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas.com