5.000 Beasiswa untuk Anak-anak Korban Terdampak Gunung Semeru, Nilai Totalnya Rp 3,6 Miliar!
Update | 13 Desember 2021, 04:02 WIBLUMAJANG, KOMPAS.TV - Seluruh pintu masuk menuju permukiman dan zona rawan terdampak bencana Semeru dijaga ketat petugas gabungan dari TNI-Polri.
Selain untuk menghalau warga yang nekat masuk ke zona rawan, penjagaan untuk mencegah penjarahan rumah warga yang pemiliknya tengah mengungsi.
Salah satu pintu masuk yang dijaga ketat petugas, yakni pertigaan menuju Dusun Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Hanya tim search and rescue (SAR) yang melakukan pencarian dan evakuasi korban, serta tim pengantar logistik yang telah diberi tanda khusus yang dapat masuk.
Sementara itu, pencarian korban akibat guguran awan panas Gunung Semeru kembali harus dihentikan sementara.
Buruknya cuaca dan masih tingginya aktivitas Gunung Semeru membuat pencarian korban ditunda.
Hingga kini, menurut data dari tim SAR setempat, 23 orang masih dilaporkan hilang.
Sebelumnya, di titik Jembatan Gladak Perak Lumajang, petugas menyisir keberadaan korban yang hilang.
Pencarian korban yang hilang juga melibatkan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Pencarian korban di jembatan ini pertama kalinya dilakukan setelah mendapat laporan dari seorang warga yang berada di lokasi saat kejadian.
Koordinator Tim Evakuasi menjelaskan bahwa pencarian korban dilakukan di sekitar jembatan, berdasarkan keterangan saksi yang mengetahui keberadaan korban terakhir kali.
Baca Juga: Rapat Bersama BNPB, Wagub Jatim Emil Dardak Janjikan Kepastian Relokasi Warga Semeru dalam 1 Minggu
Kita pantau perkembangan terkini warga di pos pengungsian pascaguguran awan panas Gunung Semeru di Lumajang, dalam cuplikan video di atas.
Sudah ada dua jurnalis KompasTV; yang pertama, Ni Putu Trisnanda di salah satu pos pengungsian.
Lantas, bagaimana dengan kondisi para pengungsi hingga malam ini, apakah bantuan yang diterima tepat sasaran?
Lalu, bagaimana dengan distribusi bantuan bagi warga yang berada di posko lain
Penulis : Edwin-Zhan
Sumber : Kompas TV