Kesaksian Relawan yang Selamat dari Guguran Awan Panas Semeru, Dua Temannya Meninggal
Peristiwa | 8 Desember 2021, 18:09 WIBLUMAJANG, KOMPAS.TV - Guguran awan panas Gunung Semeru sisakan cerita tersendiri bagi relawan. Salah satunya Nurbuat, relawan asal Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.
Nurbuat bisa selamat usai berhasil melarikan diri dari luncuran awan panas. Sementara, dua temannya meninggal dunia.
Kala itu, dua jam sebelum guguran awan panas, Nurbuat tengah memantau aliran lahar di daerah Watu Telu yang berjarak sekitar enam hingga tujuh kilometer dari Puncak Mahameru.
Ia dan dua temannya terus melaporkan kondisi Semeru pada para penambang dan sopir.
Baca Juga: Sambil Menangis, Korban Bencana Semeru: Minta Tolong sama Pak Jokowi Dikasih Tempat yang Layak
Saat itu, ia mendapat laporan ada getaran yang cukup tinggi. Karena takut terjebak banjir lahar, ia pun turun melalui sungai Besuk Lengkong.
Ternyata benar, banjir lahar dingin tiba-tiba datang dengan cukup deras.
“Kejadiannya itu sekitar jam dua, kita relawan tiga orang sudah memberikan informasi ke warga Sumberwuluh dan Curah Kobokan untuk evakuasi karena yang datang bukan lahar dingin, ini bersamaan datangnya. Bahkan relawan kita ada yang terjebak dan menjadi korban,” kata Nurbuat kepada KompasTV, Rabu (8/12/2021).
“Pertamanya lahar dinginnya datang, enggak tahunya ketika awan panas sudah muncul, lahar dingin berhenti, tiba-tiba ada dorongan dari belakang yang kecepatannya seperti mungkin kayak kapal jet. Jadi orang-orang tidak bisa menyelamatkan,” tambah Nurbuat.
Bahkan, relawan sudah memberikan informasi pada warga untuk evakuasi.
Berikut cerita relawan Nurbuat kepada KompasTV.
Editor: Vila Randita
Penulis : Desy-Hartini
Sumber : Kompas TV