Cerita Petani Salak Lumajang: Pohon Rusak Kena Abu, Salak Matang Dimakan di Pengungsian
Peristiwa | 7 Desember 2021, 15:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Ngatiran tak bisa berbuat banyak kala 100 pohon salak miliknya diterjang abu vulkanik dari letusan Gunung Semeru. Petani salak dari Dusun Kebondeli Utara, Lumajang, Jawa Timur itu, terpaksa memanen buah salak di perkebunan meski banyak yang belum matang.
“Sebenarnya belum waktunya panen, karena belum lama ditanam. Tapi, saya lihat sudah ada sebagian, jadi dipanen saja daripada rusak terkena abu,” kata Ngatiran sambil memungut beberapa buah salak yang bisa diselamatkan, seperti dikutip Antara, Selasa (7/12/2021).
Letusan Gunung Semeru yang memuntahkan debu vulkanik itu, menyapu semua pohon salak Ngatiran, Sabtu (4/12/2021). Tidak ada satu pohon pun yang hidup.
Baca Juga: Korban Erupsi Gunung Semeru Bertambah, 5 Jenazah Ditemukan Tim SAR
Ketika kondisi agak mereda, dibantu warga lainnya, Ngatiran pun memanen ala kadarnya. Dia tahu bahwa tidak mungkin menjual salak dalam kondisi seperti itu. Harganya pasti jatuh. Namun bila dibuang pun sayang.
Tanpa berpikir panjang, Ngatiran pun membawa semua hasil panen salaknya ke pengungsian untuk dibagikan.
“Kalau dijual ya sama saja tidak seberapa, karena hanya sedikit. Ini nanti saya bawa ke pengungsian untuk dimakan bersama warga lainnya,” ujar Ngatiran.
Meski kebun salak tak bersisa, namun Ngatiran masih bisa bersyukur sebab satu-satunya sapi peliharaan dia bisa terselematkan. “Ternak saya sapi ada satu ekor. Alhamdulillah selamat dan sekarang sudah saya bawa ke tempat aman,” ucap dia.
Selain itu, Ngatiran juga memiliki area sawah tidak jauh dari Kampung Renteng, yang lokasinya hanya beberapa puluh meter dari kediamannya.
Ngatiran adalah satu dari ribuan warga yang terkena dampak letusan Gunung Semeru. Proses evakukasi masih terus dilakukan.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV