Kepala BNPB Naik Motor Tinjau Dampak Erupsi Gunung Semeru, Ketebalan Capai 30 Sentimeter
Update | 6 Desember 2021, 14:26 WIBLUMAJANG, KOMPAS.TV – Ketebalan material vulkanik akibat erupsi Gunung Semeru di sebagian wilayah Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mencapai 30 sentimeter.
Melalui keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (6/12/2021), disebutkan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi terdampak awan panas guguran Gunung Semeru.
Peninjauan dilakukan di sekitar di Jembatan Gladak Perak, Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Suharyanto meninjau menggunakan sepeda motor jenis trail karena medan tidak dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda empat.
Baca Juga: Detik-detik Basarnas dan TNI Selamatkan Diri dari Hujan Abu Erupsi Semeru
“Di sepanjang jalan menuju lokasi, Kepala BNPB melihat banyak kerusakan vegetasi berupa pohon tumbang dan material vulkanik yang menutupi jalan hingga ketebalan kurang lebih 30 sentimeter,” kata Pelaksana Tugas (Plt) kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Beberapa bangunan di sepanjang jalan yang berada di lembah Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan juga mengalami kerusakan terdampak awan panas guguran.
Setibanya di ujung jalan yang tidak dapat dilalui lagi, Suharyanto menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR agar segera mengambil tindakan percepatan penanganan dan pemulihan bencana yang ditimbulkan oleh erupsi Gunung Semeru.
“BNPB akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk segera menangani ini,” jelas Suharyanto.
Dia juga memerintahkan seluruh unsur TNI, Polri dan lintas instansi gabungan untuk memastikan tidak ada lagi masyarakat yang berada di wilayah itu.
Hal itu untuk mengantisipasi adanya awan panas guguran susulan Gunung Semeru yang masih berpotensi terjadi sewaktu-waktu.
Baca Juga: Korban Meninggal akibat Erupsi Semeru Bertambah Jadi 15 Orang, 27 Lainnya Masih Hilang
“Jangan sampai ada masyarakat di area ini ya. Masih berbahaya,” lanjut Suharyanto.
Dalam peninjauan tersebut Suharyanto didampingi Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah beserta unsur Korem setempat.
Mereka berhenti dan melihat Jembatan Gladak Perak yang rusak dan putus. Jembatan Gladak Perak tersebut menjadi penghubung antara Kabupaten Lumajang menuju Malang.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV