Pakar Vulkanologi: Guguran Awan Panas Semeru Tak Berkaitan dengan Erupsi
Wawancara | 6 Desember 2021, 13:42 WIBKOMPAS.TV – Guguran awan panas kembali terjadi pada Senin (06/12/11) warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo panik dan meninggalkan rumah mencari tempat aman.
Gumpalan asap tebal membuat warga berhamburan, kali ini mereka kembali mencari tempat aman menjauh dari lereng Semeru.
Pakar vulkanologi Surono mengatakan, guguran awan panas Gunung Semeru tidak ada kaitannya dengan erupsi.
“Erupsi Semeru hanya berupa abu, uap air atau material pijar yang jatuh di sekitar puncak. Makanya Semeru semakin tinggi dan semakin besar, materialnya tidak kemana-mana. Disamping itu ada lelehan lava yang kemudian semakin lama semakin besar, semakin tidak stabil ditambah curah hujan yang tinggi maka dia gugur.” Ujar Surono.
“Dan gugur itu pasti kubah lavanya, yang tidak pasti adalah kapan terjadinya. Guguran ini tidak ada kaitannya dengan erupsi.” Lanjut Surono.
Baca Juga: Sapuan Awan Panas Gunung Semeru Batalkan Pertemuan Anak Perantau dan Ibunya
Surono juga menjelaskan, guguran awan panas alirannya selalu masuk ke Besok Kobokan.
“Awan panas guguran yang alirannya juga sudah selalu kesitu. Masuk ke Besuk Kobokan, makanya Besuk Kobokan menjadi ladang emas hitam disana.” Kata Surono.
Surono menyatakan, awan panas guguran berasal dari kubah yang ada di dekat puncak Semeru, yaitu di luar kawah yang tidak ada kaitannya dengan letusan atau erupsi Semeru.
Pakar vulkanologi Surono juga menjelasakan, kemunculan susulan guguran awan panas terjadi karena kemungkinan kubah Semeru belum sepenuhnya longsor. Longsoran berikutnya terjadi akibat curah hujan yang masih tinggi.
Penulis : Natasha-Ancely
Sumber : Kompas TV