Memasuki 100 Tahun Organisasi NU, Wapres Maruf Ingatkan 3 Prioritas di Muktamar
Agama | 13 November 2021, 10:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Wapres Ma’ruf Amin Ma'ruf Amin menyampaikan dalam momentum Muktamar di Lampung mendatang, NU perlu mensyukuri dan merefleksikan perjalanan 100 tahun organisasi para Ulama yang berdiri sejak 1926 itu.
Hal tersebut, kata Wapres sebagai bekal untuk pengembangan program NU ke depan. Nahdlatul Ulama memasuki usia 100 tahun pada tahun 1444 secara perhitungan Hijriyah atau tahun 2026 secara perhitungan Masehi.
“Garis perjuangan NU adalah perkhidmatan dan kemajuan. Sementara garis utamanya adalah khittah ishlahiyah, yakni membuat transformasi positif ke depan,” kata Maruf Amin sebagaima rilis yang diterima KOMPAS TV, Jumat malam (13/11).
Baca Juga: Wapres Maruf Minta Muktamar NU Kedepankan Musyawarah
Oleh karena itu, Ma'ruf yang juga Ketua Majelis Tahkim Muktamar Ke-34 NU menekankan bahwa NU perlu mengembangkan tiga bidang.
Tiga bidang itu, adalah. Pertama, dakwah menjadi pilar utama NU. Dakwah yang dikembangkan adalah dakwah Ahlussunnah wal Jamaah yang moderat. Pengembangan dakwah ini harus dilakukan dengan berbagai macam cara yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Saat ini dan ke depannya, menurut Syuriah PBNU itu, secara organisasi NU harus aktif menggunakan teknologi informasi dalam pengembangan dakwahnya. Target dakwah pun harus menjangkau kalangan muda milenial yang memerlukan bimbingan akhlak, baik dari sisi keislamannya, maupun kebangsaannya.
Baca Juga: Dear Warga NU, Inilah Logo Resmi Muktamar NU ke-34, Filosofi di Baliknya Berisi Doa untuk Bangsa
Kedua, pengembangan yang harus dilakukan NU adalah di bidang sumber daya manusia (SDM). Hal ini dilakukan melalui pendidikan. Ia mengapresiasi tumbuh dan berkembangnya Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di seluruh Indonesia. Saat ini berjumlah lebih dari 30 UNU, maupun perguruan tinggi lain yang ada di pesantren atau yayasan NU.
Keberadaan NU itu, lanjutnya, menjadi basis yang sangat kuat untuk pengembangan SDM NU ke depan.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV