> >

Gelombang di Selat Sulawesi dan Tomini Normal untuk Sepekan, BMKG Imbau Nelayan Tetap Waspada

Update | 6 November 2021, 15:39 WIB
Ilustrasi kegiatan sejumlah nelayan di daerah pesisir, Desa Boneoge, Kecamatan Benawa, Kabupate Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). BMKG, Sabtu (6/11/2021), mengimbau nelayan tetap waspada meski gelombang di Selat Sulawesi dan Tomini saat ini masih dalam taraf normal. (Sumber: Kompastv/Ant)

PALU, KOMPAS.TV - Tinggi gelombang di Selat Sulawesi dan Tomini diperkirakan masih dalam taraf normal, yakni 1 hingga 1,5 meter, untuk sepekan ke depan.

Namun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) memperingatkan, agar nelayan setempat selalu waspada jika terjadi cuaca ekstrem di wilayah perairan tersebut.

Sebab menurut Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Palu Nur Alim, potensi gelombang tinggi bisa muncul kapan saja apabila terjadi cuaca ekstrem.

Misalnya, fenomena La Nina yang dapat menyebabkan peningkatan volume air hujan disertai angin sehingga masyarakat perlu waspada terhadap ancaman bencana banjir, longsor dan angin kencang.

Baca Juga: Curah Hujan di Indonesia Semakin Meningkat Bulan Ini, BMKG: Waspadai Banjir Bandang

"Fenomena La Nina ini fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami peningkatan curah hujan yang tinggi," kata Nur Alim, dikutip dari Antara, Sabtu (6/11/2021).

"Waspada bencana banjir, angin puting beliung atau angin kencang, dan longsor karena fenomena ini masuk saat musim hujan di Sulteng," tambahnya.

BMKG Stasiun Meteorologi Palu pun memprakirakan, curah hujan akan meningkat 20 persen dari biasanya, mengingat fenomena La Nina di Sulteng bersamaan dengan musim hujan.

"Tahun 2020, BMKG pernah mengeluarkan warning (peringatan, red) tetapi tidak mengarah ke tinggi gelombang. Tetapi tetap ada imbauan-imbauan untuk nelayan," ungkap Nur Alim.

Baca Juga: Ini Penjelasan BMKG soal La Nina dan Penyebab Lain Peningkatan Curah Hujan di Indonesia

Lebih lanjut, menurut Nur Alim, tinggi gelombang yang mencapai 1,5 meter itu sudah cukup berbahaya untuk nelayan tradisional sehingga disarankan untuk tidak melaut terlalu jauh dari pesisir pantai.

Terkait dengan fenomena La Nina yang datang bersamaan dengan musim hujan, BMKG telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar menyiapkan langkah-langkah antisipasi jika terjadi bencana.

Selain itu, pemerintah daerah juga diharapkan ikut memantau perkembangan informasi mengenai cuaca dari BMKG dan segera menyampaikannya kepada masyarakat.

"Potensi ini mudah-mudahan sudah diantisipasi oleh Pemda dan kami akan publish dan update terus cuaca setiap hari agar bisa dipantau masyarakat secara luas," pungkas Nur Alim.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU