Fakta-fakta Komandan Tim BAIS TNI Tewas Ditembak di Pidie Aceh
Kriminal | 1 November 2021, 07:01 WIBACEH, KOMPAS.TV - Terungkap beberapa fakta penembakan Komandan Tim (Dantim) Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, Kapten Inf Abdul Majid, di wilayah Pidie, Aceh beberapa hari lalu.
3 Pelaku adalah Warga Sipil
Sebanyak tiga pelaku yang terlibat dalam insiden telah ditangkap polisi.
Diketahui, ketiga pelaku masing-masing berinisial AF, D dan M. Mereka merupakan komplotan perampok yang sudah mengincar korban yang berusia 53 tahun itu.
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy ketiga tersangka penembakan Kapten Abdul merupakan warga sipil asal Kabupaten Pidie. Mereka ditangkap di wilayah berbeda pada Minggu pagi.
Winardy kemudian menjelaskan peran dari masing-masing tersangka dalam kasus perampokan tersebut.
Tersangka D (48) merupakan pemilik senjata, kemudian M (41) orang yang kenal dengan korban, dan AF (42) eksekutor yang menembak korban.
Menurut Winardy, aksi perampokan terhadap Komandan Tim Bais TNI Aceh itu telah direncanakan oleh para tersangka.
Berawal tersangka M yang sudah mengenal Kapten Abdul Majid mengajak dua rekannya AF dan D untuk melakukan perampokan terhadap korban.
Pelaku M mengincar korban karena mengaku telah mengetahui kebiasaan korban, yakni kerap membawa uang di dalam mobil.
Baca Juga: Terungkap Motif Komandan Tim Bais TNI di Aceh Ditembak Mati, Berawal Pelaku Tahu Kebiasaan Korban
Motif Perampokan
Winardy mengungkapkan, motif para pelaku membunuh anggota TNI itu, yakni untuk menguasai harta milik korban berupa uang.
"Ini murni perampokan, kami sudah dalami. Mereka ingin menguasai uang korban," kata Winardy dalam konferensi persnya di Aceh pada Minggu (31/10/2021).
Untuk merancang aksi perampokan, ketiga tersangka kemudian bertemu di sebuah ladang cabai milik D. Di sanalah, mereka membagi peran masing-masing dalam kejahatan ini.
Dari hasil pertemuan itu, pelaku AF ditunjuk sebagai eksekutor. Oleh pelaku M, AF diminta menembak pintu mobil di bagian sopir hingga korban tewas.
Baca Juga: Polisi Tangkap Penembak Komandan Tim Bais TNI Aceh, Ternyata Ada 3 Orang, Ini Masing-Masing Perannya
Setelah rampung, rencana segera dilaksanakan. Mula-mula pelaku M mengajak korban bertemu di Jalan Lhok Krincong, Gampong Lhok Panah, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh, pada Kamis (28/10/2021).
Dalam pertemuan itu, M sempat berbincang dengan korban di dalam mobilnya. Tak lama, pelaku M keluar dari mobil korban.
Saat itulah, AF yang melihat M sudah keluar dari mobil segera memberondong pintu sopir mobil korban. Korban pun tewas seketika karena terkena tembakan.
Senjata yang Digunakan Pelaku adalah Sisa Konflik Aceh
Dari hasil penyelidikan, Winardy mengatakan, senjata api yang digunakan pelaku untuk menembaki korban adalah jenis SS1-V2.
Senjata itu, kata dia, berasal dari sisa konflik yang pernah terjadi di Aceh dulu.
"Ini senjata sisa konflik dahulu, dia simpan. Kemudian pada saat itu, digunakan untuk melakukan perampokan," ujar Winardy.
"Termasuk dengan amunisi. Amunisi 11, tapi karena sudah usang, ada beberapa yang sudah ditembakkan (tidak berfungsi)."
Bawa Lari Uang Korban Senilai Rp 35 Juta
Usai korban dipastikan tewas, tersangka M kembali masuk ke dalam mobil korban dan membawa lari uang sebesar Rp35 juta.
Sehari setelahnya, AF, D, dan M kembali bertemu di ladang D untuk membagikan hasil rampokan. Kepada rekannya, M mengaku uang yang dibawa korban di dalam mobil hanya berjumlah Rp5 juta.
Uang itu kemudian dibagikan masing-masing untuk AF sebesar Rp 1 juta, D Rp500.000, dan sisanya untuk M.
Lebih lanjut, Winardy mengatakan, kasus penembakan itu kini ditangani oleh POM TNI. Polda Aceh hanga membantu untuk mengungkap pelaku dan motifnya.
Karena itu, kata Winrdy, untuk kelanjutan kasus tersebut dia meminta agar ditanyakan langsung kepada pihak TNI.
Baca Juga: Detik-Detik Komandan Tim Bais TNI Ditembak Pakai Senjata Jenis SS1-V2 Sisa Konflik Aceh
Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV