Antisipasi Klaster PTM, Sekda DIY Minta Satgas Covid-19 di Sekolah Tidak Sekadar Ukur Suhu Tubuh
Peristiwa | 31 Oktober 2021, 16:27 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji meminta Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di tingkat satuan pendidikan untuk bekerja ekstra mencegah penularan virus corona di sekolah.
Aji meminta pihak sekolah tidak hanya bertugas untuk mengukur suhu tubuh. Melainkan juga memiliki peran untuk mengikuti tren perkembangan kasus Covid-19 di daerah. Hal itu dilakukan guna memantau kesehatan peserta didik dan tidak menyebabkan penularan virus corona di sekolah.
"Satgas Covid di sekolah punya tugas tidak hanya mengukur suhu tubuh, caranya mengatur tempat duduk dan jam pelajaran. Tapi juga punya tugas mensosialisasikan kepada siswa dan ortu bagi anak anak yang bergejala itu akan tidak berangkat ke sekolah," terang Aji, Minggu (31/10/2021).
Hal tersebut disampaikan Aji guna merespons kasus penularan Covid-19 di SMKN 1 Sedayu, Bantul yang mengakibatkan empat siswa dan satu guru dinyatakan positif Covid-19.
Aji menjelaskan, penularan tersebut terjadi lantaran siswa yang tetap masuk sekolah padahal dirinya termasuk dalam kontak erat pasien Corona. Diketahui, saat pergi ke sekolah, siswa tersebut sedang menunggu hasil tes RT-PCR yang masih belum keluar.
Baca Juga: Inilah Tiga Tantangan yang Harus Dijawab Dunia agar Pulih dari Covid-19
Oleh karena itu, Aji mengimbau Satgas Covid-19 di sekolah seharusnya bisa mendeteksi bahwa siswa tersebut merupakan hasil dari penelusuran kontak erat.
Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu melakukan kerja sama dengan Satgas di tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Dengan demikian, sekolah akan lebih sigap dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Saya harap mereka juga bisa bekerja sama dengan satgas di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten sehingga informasi pandemi bisa diketahui oleh mereka," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, setidaknya ada enam siswa kelas X dan seorang guru di SMKN 1 Sedayu terpapar Covid-19. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pun dihentikan hingga siswa dan guru yang terpapar Covid-19 dinyatakan sembuh.
Panewu Sedayu, Lukas Sumanasa, mengungkapkan, terungkapnya enam siswa dan seorang guru yang terpapar Covid-19 tersebut adalah dari hasil swab kontak erat salah satu dari delapan siswa SD Sukoharjo, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19.
Dari delapan siswa dan seorang guru SD Sukoharjo, dilakukan pelacakan kontak erat ke 30 orang. Setelah dilakukan swab PCR, hasilnya tiga dinyatakan positif. Dari tiga orang tersebut salah satunya siswa kelas X SMKN 1 Sedayu.
"Jadi salah satu siswa SD yang positif dilakukan tracing kontak erat yang hasilnya kakaknya yang sekolah di SMKN 1 Sedayu positif," ungkapnya Rabu (27/10/2021) dilansir dari Tribunjogja.
Dari sana, petugas terus melakukan pelacakan di lingkup SMKN 1 Sedayu hingga akhirnya ditemukan lima siswa lain di SMKN 1 Sedayu serta satu guru yang positif Covid-19.
Dalam kesempatan itu, Lukas juga menjelaskan bahwa munculnya penularan di SMKN 1 Sedayu karena siswa yang merupakan kakak dari pelajar SD Sukoharjo tetap berangkat sekolah meskipun dirinya merupakan kontak erat.
Padahal hari itu, tepatnya Kamis (21/10/2021), ia ada jadwal untuk menjalani tes swab PCR di Puskesmas.
Baca Juga: Ganjar Instruksikan Pemda Patroli ke Sekolah untuk Cegah Klaster PTM
"Ternyata sebelum diswab itu (siswa SMK) masuk sekolah. Kemudian kita jemput untuk swab PCR, itu hari Jumat kemarin dan Sabtu siang hasilnya keluar positif," katanya.
Siswa tersebut tetap nekat masuk sekolah karena merasa sehat dan tidak punya keluhan apapun.
Ternyata setelah hasil tes swab keluar, siswa tersebut dinyatakan positif dan diduga menularkan ke siswa lain termasuk seorang guru.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : TribunJogja