Lagi, Aksi Marah-marah Dipertontonkan Mensos Risma, Kali Ini Di Lombok Timur
Berita daerah | 14 Oktober 2021, 12:06 WIBLOMBOK, KOMPAS.TV - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, lagi-lagi menjadi sorotan karena aksi marah-marah saat melakukan kunjungan kerja.
Kali ini aksi marah-marah Tri Rismaharini terjadi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu 13 Oktober 2021 siang. Risma emosi saat ada mahasiswa dan aktivis yang menyampaikan protes terkait penyaluran bantuan sosial (bansos).
Aksi marah-marah Risma yang terekam kamera masyarakat, dan segera videonya tersebar luas di media sosial. Dalam video yang beredar itu, tampak Tri Rismaharini sedang beradu argumen dengan dua orang aktivis di tengah-tengah kerumunan.
Pada awalnya kedua aktivis tersebut memprotes terkait adanya keterlibatan oknum kepala desa dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) yang diduga menjadi supplier dalam penyaluran bansos tersebut.
Dihadapan Risma, kedua aktivis tersebut mengaku sedang memperjuangkan aspirasi masyarakat. Namun Mensos Tri Rismaharini tersulut emosi karena kedua aktivis itu menyampaikan aspirasi dengan cara berteriak-teriak. Risma lantas meminta data kepada kedua aktivis tersebut.
"Sudah sekarang mana datamu kalau kamu mau perjuangakan," kata Risma.
Mendengar jawaban Tri Rismaharini itu, kedua aktivis tersebut tampak kesal dan terlihat balik emosi kepada mantan wali kota Surabaya itu.
"Data apa? Kami hanya ingin berdialog, kami mempertanyakan tempat ini salah satu oknum supplier disini. Ini yang kami pertanyakan," ucap aktivis tersebut.
Situasi semakin panas saat Risma salah paham dengan perkataan kedua aktivis itu. Ia meminta kedua aktivis tersebut untuk tidak memfitnah dirinya.
"Eh sebentar, kamu jangan fitnah aku ya," ujar Risma sambil menunjuk-nunjuk aktivis tersebut.
"Bukan kami memfitnah. Ini Lombok Timur bu," tegas aktivis itu.
Kemarahan Risma pun semakin menjadi-jadi saat ia memperingatkan kedua aktivis itu bahwa ia tidak akan datang ke Lombok Timur kalau tak ada niatan baik. Tri Rismaharini juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengetahui bahwa tempat tersebut adalah oknum supplier seperti yang dikatan kedua aktivis itu. Menurutnya, ia seorang menteri dan tidak mengurus hal-hal berkaitan dengan supplier.
"Dengerin, kamu berhak ngomong saya pun berhak ngomong.
Dengerin kalo gak niat baik, ngapain saya kesini, saya tidak tau ini supplier atau tidak, saya menteri, tidak mengurus soal itu," ungkap Risma.
Tak hanya itu, Tri Rismaharini juga meminta kedua aktivis itu untuk segera memberikan data terkait permasalahan yang terjadi.
"Kalau anda tengah memperjuangkan silahkan kasih data saya terima, saya tuggu," pungkasnya sambil meninggalkan kedua aktivis tersebut.
Aksi marah-marah Risma dalam beberapa waktu terakhir seringkali kita dengar, saat menjabat sebagai Walikota gaya kepemimpinannya dengan persona marah-marah dinilai berhasil. Namun saat menjabat sebagai Menteri Sosial, gaya marah-marah risma dinilai oleh para pengamat tidak sesuai dengan gaya pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dalam beberapa waktu lalu aksi marah-marah Risma juga terjadi saat melakukan kunjungan kerja di Gorontalo, Pekalongan, dan Riau. Di Gorontalo, aksi marah-marah Risma berbuntut panjang karena membuat Gubernur Gorontalo tersinggung. Aksi marah-marah Risma kepada pendamping PKH di Gorontalo karena menemukan kesalahan data penerima juga membuat Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo diberhentikan.
“Tujuan Bu Risma ini baik, tapi dilakukan dengan cara yang kurang pas dan hal tersebut menjadi persoalan,” kata Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, saat diwawancarai di program Sapa Indonesia Kompastv beberapa waktu yang lalu.
Ia menilai sikap yang dilakukan Risma sebagai Menteri Sosial jauh dari nilail-nilai kesantunan dan tak cocok dengan gaya pemerintahan Presiden Joko Widodo yang cenderung menjaga citra 'down to earth'.
“Ini bukan solusi menyelesaikan persoalan negara, tetapi justru sikap itu akan menambah beban dan masalah baru,” pungkas Ujang.
Penulis : Herwanto
Sumber : Kompas TV