Lagi, Aksi Marah-marah Dipertontonkan Mensos Risma, Kali Ini Di Lombok Timur
Berita daerah | 14 Oktober 2021, 12:06 WIBKemarahan Risma pun semakin menjadi-jadi saat ia memperingatkan kedua aktivis itu bahwa ia tidak akan datang ke Lombok Timur kalau tak ada niatan baik. Tri Rismaharini juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengetahui bahwa tempat tersebut adalah oknum supplier seperti yang dikatan kedua aktivis itu. Menurutnya, ia seorang menteri dan tidak mengurus hal-hal berkaitan dengan supplier.
"Dengerin, kamu berhak ngomong saya pun berhak ngomong.
Dengerin kalo gak niat baik, ngapain saya kesini, saya tidak tau ini supplier atau tidak, saya menteri, tidak mengurus soal itu," ungkap Risma.
Tak hanya itu, Tri Rismaharini juga meminta kedua aktivis itu untuk segera memberikan data terkait permasalahan yang terjadi.
"Kalau anda tengah memperjuangkan silahkan kasih data saya terima, saya tuggu," pungkasnya sambil meninggalkan kedua aktivis tersebut.
Aksi marah-marah Risma dalam beberapa waktu terakhir seringkali kita dengar, saat menjabat sebagai Walikota gaya kepemimpinannya dengan persona marah-marah dinilai berhasil. Namun saat menjabat sebagai Menteri Sosial, gaya marah-marah risma dinilai oleh para pengamat tidak sesuai dengan gaya pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dalam beberapa waktu lalu aksi marah-marah Risma juga terjadi saat melakukan kunjungan kerja di Gorontalo, Pekalongan, dan Riau. Di Gorontalo, aksi marah-marah Risma berbuntut panjang karena membuat Gubernur Gorontalo tersinggung. Aksi marah-marah Risma kepada pendamping PKH di Gorontalo karena menemukan kesalahan data penerima juga membuat Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo diberhentikan.
“Tujuan Bu Risma ini baik, tapi dilakukan dengan cara yang kurang pas dan hal tersebut menjadi persoalan,” kata Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, saat diwawancarai di program Sapa Indonesia Kompastv beberapa waktu yang lalu.
Ia menilai sikap yang dilakukan Risma sebagai Menteri Sosial jauh dari nilail-nilai kesantunan dan tak cocok dengan gaya pemerintahan Presiden Joko Widodo yang cenderung menjaga citra 'down to earth'.
“Ini bukan solusi menyelesaikan persoalan negara, tetapi justru sikap itu akan menambah beban dan masalah baru,” pungkas Ujang.
Penulis : Herwanto
Sumber : Kompas TV