Relaksasi PPKM, Petani Bunga Mawar Mulai Ada Harapan
Berita daerah | 10 Oktober 2021, 07:05 WIBBATU, KOMPAS.TV- Di desa Gunungsari kota Batu hamparan kebun bunga mawar bisa dengan mudah anda temui. Sebelum pandemi Covid 19, petani bunga mawar di desa ini cukup berjaya, Jakarta dan Bali menjadi kota dengan tujuan pengiriman bunga mawar yang cukup besar. Namun semenjak pandemi, dan adanya pembatasan aktivitas warga, petani bunga mawar langsung terkena imbas.
Tidak adanya pesta dan resepsi pernikahan membuat bunga mawar yang biasa dijadikan dekorasi secara otomatis tidak terserap pasar. Hal inilah yang membuat petani bunga mawar semakin kesulitan.
Namun kini setelah adanya relaksasi PPKM atau kelonggaran, dampak positif mulai dirasakan petani. Secara perlahan dengan adanya resepsi dan pesta meski dengan sejumlah pembatasan membuat bunga mawar mulai ada permintaan.
Meski tidak seperti dulu, namun hal ini disambut baik oleh petani. Rustam Hadi, salah satu petani mawar mengaku PPKM membawa dampak besar bagi petani seperti dirinya. Berbagai upaya dia lakukan untuk bertahan.
Mencari pinjaman pun ia lakukan untuk perawatan bunga, selain itu jika dulu dirinya memiliki pekerja namun kini perawatan bunga harus ia lakukan sendiri.
"sudah lumayan jalan tapi saya mengharap ke pemerintah ppkm segera diakhiri, acara seperti manten acara di gedung itu diperbolehkan agar petani bisa bergerak lagi dan bisa kirim lagi." Ujar Rustam disela kesibukannya merawat bunga mawar (Minggu,9/10/2021)
Petani menaruh harapan besar pada kelonggaran PPKM, agar kondisi sulit bisa segera berlalu. Selain itu, petani berharap agar harga pupuk dan obat obatan untuk perawatan bunga bisa ditekan, karena dengan kondisi yang terjadi saat ini harga pupuk dan kualitas yang kurang bagus dirasa cukup mencekik petani.
#petanibungamawar
Penulis : KompasTV-Malang
Sumber : Kompas TV