Psikolog Kedua Orang Tua Korban Diduga Mengalami Ilusi
Berita daerah | 16 September 2021, 14:29 WIBGOWA, KOMPAS.TV - Kasus bocah MA yang menjadi korban kekersan oleh keluarganya di Kabupaten Gowa terus mendapat perhatian dan menjadi sorotan dari berbagai kalangan. Termasuk salah seorang praktisi psikolog yang menilai kedua orang tua korban menderita ilusi karena tingkat keimanan dan akal sehat mengalami gangguan.
Dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan terus memantau kondisi bocah MA yang menjadi korban kekerasan kedua orang tuanya yang diduga dikorbankan demi ritual pesugihan yang terjadi di lingkungan Lembang Panai kelurahan Gantarang Kabupaten Gowa.
Kondisi korban yang terus membaik itu kini bersiap meninggalkan rumah sakit untuk selanjutnya menuju ke rumah aman untuk perceptan pemulihan psikologinya dari trauma dan kasus ini pun menjadi sorotan hingga membuat banyak pihak geram hal ini karena ulah para pelaku.
Sementara itu praktisi psikolog universitas negeri Makassar menilai bahwa pemahaman agama dan akal para pelaku telah hilang dan menilai kedua orang tua yang hingga kini masih menjalani serangkaian pemeriksaan medis kejiwaan.
Di indikasikan kedua orang tua korban mengalami ilusi hal ini terbukti karena kedua orang tua tega menganiaya anak kandungnya sendiri dengan cara yang sadis yang terlihat melalui rekaman video yang beredar.
Sementara tingkat penyelidikn polisi terkait akan dilakukanya pembongkaran makam kakak korban untuk dilakukan otopsi pihak penyidik polres Gowa bersama tim dokter forensik Biddokkes Polda Sulawesi Selatan.
Mengagendakan pembongkaran makam kakak korbn dilakukan pada hari senin pekan depan dimana diketahui kakak korban bernama Dandi Saputra tewas diduga karena dianiaya usai dicekokin air garam sebanyak dua liter.
Sejauh ini polisi masih menetapkan sebanyak empat orang sebagai tersangka terdiri kedua orang tua paman serta kakek korban dan smentara saksi yang diperiksa sebanyak sembilan orang saksi.
#kasuspesugihan
#praktikpesugihan
#penganiayaan
Penulis : KompasTV-Makassar
Sumber : Kompas TV Makassar