> >

Kemenhub Kaji Penerapan Ganjil-Genap Permanen dan 4 in 1 di Jalur Puncak Bogor

Peristiwa | 13 September 2021, 12:12 WIB
Jumlah kendaraan dari Jakarta yang masuk ke Jalur Puncak, Bogor, berkurang setelah dilakukan uji coba penerapan sistem ganjil-genap pada Sabtu (4/9/2021). (Sumber: ANTARA/Ahmad Fikri)

BOGOR, KOMPAS.TV - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengkaji penerapan permanen ganjil-genap dan pembatasan penumpang kendaraan roda empat di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Seperti dilansir dari ANTARA pada Senin (13/9/2021), Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan kajian tersebut perlu dilakukan karena masih cukup sering terjadi kepadatan dan kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut.

"Artinya kalau ganjil genap dilakukan, volume atau kapasitas kendaraan masih juga tinggi sehingga penggunaan jalan masih terganggu juga, ya kami akan gunakan layer kedua," kata Budi Setiyadi saat menyaksikan langsung arus lalu lintas di Puncak, Bogor, Minggu.

Budi mengatakan layer satu berarti penerapan ganjil genap terpadu di kawasan aglomerasi Puncak seperti biasa. Akan tetapi, ketika volume kendaraan masih kurang terkendali maka layer dua yakni "4 in 1" juga akan diberlakukan.

Baca juga: Penerapan Ganjil Genap Dinilai Efektif Tekan Volume Kendaraan di Jalur Puncak-Cianjur

"4 in 1 berarti satu mobil dibatasi empat orang, mungkin seperti itu," ujarnya.

Dalam hal ini, Kemenhub akan berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, termasuk Polres Bogor, Polresta Bogor, Polres Cianjur, Polres Sukabumi, Polres Sukabumi Kota bersama Polda Jabar.

Juga Bupati Bogor Ade Yasin, dan melibatkan 25 orang dari unsur masyarakat Bogor "ngahiji", sambil melakukan pengembangan regulasi penerapan ganjil genap.

"Regulasi kita kembangkan, uji coba kalau memang masih kurang bisa kita lakukan kembali, tetapi mudah-mudahan karena sudah koordinasi dengan masyarakat sekitar Puncak yang mungkin mempunyai kepentingan terhadap kebijakan menekan penyebaran Covid-19 ini dan masyarakatnya juga akan kami libatkan," katanya.

Baca juga: Kelabui Ganjil Genap Kawasan Puncak, Puluhan Kendaraan Kedapatan Pakai Pelat Nomor Palsu

Sementara itu, kata Budi, penerapan ganjil genap pada pekan pertama terkendala sosialisasi, sehingga masih ada masyarakat yang menunggu di gerbang tol untuk melihat waktu kosong pemeriksaan, apalagi sampai mencari jalan tikus atau jalur alternatif untuk menerobos ganjil genap.

"Dari Polri, saat ini sudah mengantisipasi. Masalahnya masyarakat banyak belum tahu sehingga menghambat lalu lintas yang mana yang boleh naik ke atas," ujarnya.

Penulis : Baitur Rohman Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU