> >

Sekolah di Bantul Pilih Tidak Buru-Buru Tatap Muka, Ini Alasannya

Berita daerah | 8 September 2021, 19:17 WIB
Ilustrasi seorang murid sedang belajar tatap muka di sekolah. (Sumber: DEFRIATNO NEKE )

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Hampir semua sekolah di Bantul sudah siap menerapkan pembelajaran atau sekolah tatap muka. Kesiapan itu sudah dirasakan mulai dari jenjang SD sampai SMP di Bantul.

Data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul mencatat, 98 persen SMP di Bantul sudah memiliki daftar periksa kesiapan (DPK) sebagai salah satu syarat sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Sementara, SD yang memenuhi DPK sebanyak 90 persen dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 90 persen.

DPK meliputi sarana kesehatan yang menunjang sekolah tatap muka, antara lain sanitasi yang higienis, toilet bersih, ada wastafel, zona masker, thermogun, termasuk sudah ada akses dengan pusat kesehatan masyarakat seperti puskesmas, klinik atau RS. 

Baca Juga: Kisah Embah Tuginem di Bantul Beli Ambulans dari Uang Hasil Panen untuk Penanganan Covid-19

"Kami mengacu pada peraturan menteri pendidikan di mana sekolah-sekolah yang boleh melakukan tatap muka adalah di daerah-daerah yang menerapkan PPKM level 3, 2 dan 1," ujar Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko, Rabu (8/9/2021).

Sekolah di Bantul juga sudah memetakan guru-guru atau siswa yang memiliki komorbid. Yang tidak kalah penting, orang tua harus memberikan izin secara tertulis. 

"Kalau di Bantul kita wajibkan secara tertulis, syukur pakai materai. Surat pernyataan orang tua yang isinya orang tua mengizinkan anaknya mengikuti sekolah tatap muka," ucapnya.

Namun demikian, ia tidak menampik bahwa salah satu syarat sekolah tatap muka adalah guru sudah menerima vaksin Covid-19 dosis kedua. Di Bantul, belum semua guru mendapatkan vaksinasi karena beberapa kondisi, seperti guru yang menjalani isolasi mandiri ketika vaksinasi berlangsung, guru yang merupakan penyintas Covid-19 sehingga harus menunggu tiga bulan, atau guru yang memiliki komorbid.

Saat ini Pemkab Bantul juga berupaya mengebut pelaksanaan vaksinasi untuk pelajar di atas 12 tahun. Akan tetapi, hal itu juga menimbulkan pertanyaan baru, bagaimana dengan siswa SD yang berusia di bawah 12 tahun? 

Isdarmoko sepenuhnya mengikuti arahan bupati Bantul yakni yang terpenting adalah kesiapan sekolah menjalani tatap muka. Oleh karena itu, ia meminta sekolah menyiapkan risiko mitigasi sehingga jika pada pelaksanaan sekolah tatap muka di Bantul terjadi penularan Covid-19, bisa segera teratasi.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU