Pendapatan Kusir Dokar Menurun
Berita daerah | 7 September 2021, 15:23 WIBDENPASAR, KOMPAS TV - Kebijakan ppkm ditengah pandemi covid-19 juga berimbas pada sektor transportasi khususnya dokar di kota denpasar.
Salah satu kusir dokar Nyoman Merta mengeluh sepinya penumpang atau tamu akibat pariwisata bali masih ditutup saat pandemi covid-19.
Beginilah nasib kusir dokar di depan gedung merdeka, jalan surapati denpasar.
Ditengah pandemi covid-19 yang berkepanjangan dan pariwisata bali belum juga dibuka, membuat Nyoman Merta salah satu kusir dokar asal karangasem ini tetap datang ke lokasi untuk mencari penumpang .
Nyoman Merta yang sejak tahun 1960 sudah menjadi kusir dokar di kawasan kota denpasar, kini mengeluh sepinya penumpang yang mengakibatkan pendapatannya juga menurun.
Kakek, 18 cucu ini tidak punya pendapatan lain selain menjadi kusir dokar.
Menekuni profesi kusir dokar dari tahun 60 an hingga saat ini, ia bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga tamat sma .
Kini ditengah suasana pandemi yang berkepanjangan dan pariwisata bali belum dibuka, membuat Nyoman Merta dalam sehari kadang tidak dapat penumpang alias pulang dengan tangan hampa.
Sebelum pandemi , nyoman merta mendapat penumpang kebanyakan dari tamu pariwisata mancanegara maupun nusantara, dengan tarif 200 ribu sekali trip dengan rute denpasar hingga sanur.
Namun saat ini ia hanya mendapatkan penumpang dari warga lokal yakni keluarga yang mengajak anak-anak.
Ia pun tidak mematok tarif untuk naik kendaraan tradisional khas bali ini.
Sementara itu, salah satu warga , Putu Asta sengaja rekreasi untuk menumpang dokar berkeliling jalan gajah mada denpasar.
Ia pun mengedukasi anak-anak alat transportasi tradisional,dokar.
Meski telah mendapatkan uang subsidi dari pemerintah ,Wayan Merta mengaku untuk kebutuhan pakan kuda dalam sehari, menghabiskan hingga 80 ribu rupiah.
Dengan rincian 50 ribu untuk membeli rumput satu karung dan 30 ribu untuk beli dedak sebagai campuran rumput.
#NyomanMerta #Covid19 #KusirDokar
Penulis : KompasTV-Dewata
Sumber : Kompas TV