Penyebar Wafer Berisi Benda Tajam di Jember Mengalami Gangguan Antisosial
Berita daerah | 27 Agustus 2021, 14:44 WIBJEMBER, KOMPAS.TV - Warga Jember Jawa Timur dihebohkan dengan teror biskuit berisi benda tajam. Benda itu disebar oleh pelaku untuk ritual tolak bala. Polisi harus memastikan kondisi kejiwaan pelaku normal agar hukum dapat menjeratnya.
Warga jalan cempedak Kecamatan Patrang Kabupaten Jember dihebohkan dengan adanya wafer berisi potongan silet dan isi staples yang dibagikan ke anak - anak, pada 1 Agustus lalu.
Baca Juga: Hasil Otopsi Menunjukkan Ibu dan Anak di Pontianak Timur Tewas akibat Benda Tajam dan Tumpul
Potongan benda tajam disisipkan di sela-sela lapisan wafer, lalu dibungkus rapi untuk membuat kesan baru dan belum dibuka. Wafer benda tajam itu membahayakan jiwa siapapun yang memakannya.
Tak butuh waktu lama, pelaku teror wafer berisi benda tajam dibekuk. Ia adalah Agam Bambang Herlambang, warga Kelurahan Kreongan, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember.
Pelaku ditangkap tanpa perlawanan. Di dalam rumah pelaku, ditemukan sejumlah bungkus wafer yang juga berisi potongan silet dan peralatan pemotong benda tajam.
Untuk mengetahui apa motif dan bagaimana proses penangkapan pelaku, tim jurnalis Kompas TV pun mendatangi Polres Jember. Fakta mengejutkan terungkap bahwa motif melakukan hal keji itu untuk ritual tolak balak.
Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Komang Yogi Arya Wiguna bahwa motif ritual tolak bala tidak masuk akal, namun hukum dapat menjeratnya. Pelaku pun dikenakan pasal 204 KUHP tentang menyebarkan benda berbahaya.
Baca Juga: Razia di Lapas Perempuan, Petugas Temukan HP, Kosmetik, hingga Benda Tajam
Untuk memastikan kondisi psikis pelaku, polisi bekerjasama dengan saksi ahli, yakni psikiater, memeriksa kejiwaan pelaku di RSD dr Koesnadi Bondowoso. Hasilnya pelaku mengalami gangguan anti sosial.
Saat tim jurnalis Kompas TV menemui pelaku, terlihat pelaku tidak menampakkan raut wajah menyesal atas perbuatannya. Justru pelaku berdalih bahwa apa yang ia lakukan adalah tradisi yang sudah dilakoni sejak masa lampau.
Bahkan keterangan pelaku tidak konsisten dan seakan membuat alibi bahwa tindakan yang dilakukannya adalah normal dan tidak membahayakan orang lain.
Menurut pengamat sosial sekaligus psikolog, Erdi Istiaji, perilaku Agam Bambang Herlambang dapat dikategorikan disonansi kognisi, dimana pelaku menganggap benar apa yang dilakukannya, meskipun orang lain menganggapnya salah.
Baca Juga: Pelaku Teror Wafer Silet Dibekuk, Polisi Temukan Wafer dan Benda Tajam di Rumahnya
Erdi Istiaji juga memberikan penekanan kepada seluruh orangtua agar selalu memberikan pemahaman terhadap anak-anak untuk berhati-hati terhadap orang asing dan tidak menerima pemberian orang tak dikenal.
Kasus dengan motif tak lazim ini mendapat perhatian dari masyarakat dan membuat pihak kepolisian fokus menyelesaikan pemberkasan agar kasusnya segera dilimpahkan ke kejaksaan dan disidangkan di pengadilan.
#WaferCoklat #BendaTajam #GangguanAntiSosial #PolresJember
Penulis : KompasTV-Jember
Sumber : Kompas TV