> >

Intensitas Guguran dan Awan Panas Gunung Merapi Meningkat, Ini Penyebabnya

Peristiwa | 13 Agustus 2021, 20:12 WIB
Guguran lava pijar Gunung Merapi berpotensi menjadi banjir lahar hujan saat hujan deras (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Intensitas guguran dan awan panas erupsi Merapi melonjak sejak 6 Agustus 2021.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekonologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat kejadian guguran rata-rata 287 kali per hari dengan jarak luncur maksimal dua kilometer dan kejadian awan panas empat kali per hari dengan jarak luncur maksimal 3,5 kilometer.

"Ini menunjukkan erupsi Merapi memasuki fase ekstrusif magma karena ditandai terjadi luncuran guguran dan awan panas yang makin sering," ujar Hanik Humaida, Kepala BPPTKG Yogyakarta, Jumat (13/8/2021).

Ia juga mengungkapkan dalam sebulan ini terjadi pergeseran arah guguran kubah lava barat daya yang semula ke Boyong menjadi ke Bebeng.

Baca Juga: Tebing Barat Merapi Terjungkit 9 Meter, Ini Penjelasan BPPTKG

Pada April 2021, erupsi Merapi berada di fase intrusif, yang ditandai dengan peningkatan kegempaan internal hingga mencapai 500 kali per hari dengan kedalaman dangkal kurang dari satu kilometer.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh lima kilometer.

Sementara potensi bahaya erupsi Merapi pada sektor tenggara, yakni Sungai Gendol sejauh maksimal lima kilometer dan Sungai Woro sejauh tiga kilometer.

"Untuk lontaran material vulkanik Gunung Merapi bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ucapnya.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Erupsi, Sebabkan Hujan Abu

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU