Permukaan Tanah Turun Dipicu Pengambilan Air Tanah
Berita daerah | 10 Agustus 2021, 15:03 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Pengamblan air tanah diduga sebagai penyebab penurunan permukaan muka tanah di pesisir utara Kota Semarang. Kondisi tersebut, terpantau lewat alat pengukur manual yang terpasang di rumah pompa kali Semarang.
Penurunan permukaan tanah di Kota Semarang ini disikapi secara serius oleh Pemerintah Kota Semarang. Selain melakukan upaya pelarangan pengambilan air bawah tanah, Pemkot Semarang juga mengupayakan instalasi saluran air bersih yang berada di pesisir barat dan utara Kota Semarang.
Untuk mengantisipasi pengambilan air bawah tanah secara berlebihan terutama pada sektor industri di pesisir barat dan utara, saat ini pemerintah pusat mengupayakan membangun sebuah kolam retensi yang berada di sisi barat dan utara, bersamaan dengan pembangunan tol Semarang-Demak.
Pembangunan tol Semarang-Demak yang saat ini masih dalam proses lelang ini diharapkan bisa segera selesai untuk mengurangi masuknya air laut serta mengurangi dampak penurunan tanah di pesisir utara Kota Semarang.
"Itu disebabkan karena terjadinya, apalagi pengambilan air tanah yang begitu besar-besaran di sekitar Pantura. Itu kita lakukan sambil mungkin kedepan menunggu kajian-kajian lebih detail lagi terhadap penyebab terjadinya penurunan tanah di Kota Semarang atau yang biasa kita land subsidence ini," ujar Iswar Aminudin, Sekda Kota Semarang.
Untuk memantau proses menurunnya permukaan tanah ini, pihak pengelola rumah pompa kali Semarang membuat alat ukur manual. Dari sejak dibuat pada tahun 2012 hingga saat ini, tercatat penurunan tanah sudah mencapai satu meter.
"Ini adalah alat ukur untuk penurunan tanah yang berada di lokasi kali Semarang, dibuat tahun 2012. Yang dimana tahun 2012 itu berada di titik yang paling atas, kemudian kemarin terkahir di bulan Juni tahun 2021 dia sudah ada penurunan sekitar hampir satu meter. Jadi setelah kita hitung, setiap bulannya itu sekitar 0.5 cm," kata Yoyok Wiratmoko, Kepala UPTD Pengelola Rumah Pompa.
Dampak penurunan permukaan tanah di pesisir utara Kota Semarang ini telah dirasakan oleh warga Tambak Lorok, Semarang. Selama empat tahun sekali, mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk meninggikan rumahnya sekitar satu meter.
"Ya dampaknya itu penurunan tanah kalo ratan sudah airnya naik, kita rumah naik. Nanti kalau sudah rata semua, ratan itu kena air rumah naik lagi," tutur Affan, warga Tambak Lorok, Semarang.
Dengan dibangunnya tol laut Semarang-Demak serta pembangunan kolam retensi untuk penyedian air baku, diharapkan dapat menekan pengambilan air tanah secara besar-besaran yang memicu terjadinya penurunan tanah di pesisir utara Kota Semarang.
#penurunantanah #kotasemarang #pemkot
Penulis : KompasTV-Jateng
Sumber : Kompas TV Jateng