Patuh Pada Ketua Adat, Kasus Covid-19 di Masyarakat Baduy Nol Persen
Budaya | 1 Juli 2021, 05:50 WIBLEBAK, KOMPAS.TV- Semenjak wabah covid-19 merebak di Indonesia, tak ditemukan satu kasus pun pada masyarakat adat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, alias nol persen.
"Kami mengetahuinya setelah dilakukan tes usap antigen kepada beberapa warga Badui belum lama ini," kata Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak dr Maytri Nurmaningsih di Lebak, Rabu (30/6/2021).
Meski Kabupaten Lebak masuk zona merah penyebaran COVID-19. Namun, tidak ditemukan kasusnya pada masyarakat Baduy hingga kini.
Sebab, masyarakat Badui sangat disiplin untuk mematuhi imbauan tetua adat dengan tidak banyak kegiatan ke luar daerah.
Baca Juga: Warga Baduy Menangis Hutan Sakralnya Dirusak Penambang Liar, Dedi Mulyadi Bereaksi Keras: Malu!
Hal itu dibenarkan oleh Ketua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kaneker Jaro Saija. Dia mengatakan jumlah warganya itu tercatat 11.800 jiwa tersebar di 68 kampung hingga kini tidak ditemukan penyebaran COVID-19.
Baca Juga: Srikendes Kolaborasi dengan Perajin Baduy Perkenalkan Keindahan Tenun Baduy
Sejak merebaknya penularan virus corona, warga Baduy dilarang ke luar daerah, seperti Jakarta, Tangerang dan Bogor untuk mencegah pandemi COVID-19.
Begitu juga warganya jika ke luar daerah diminta untuk pulang dan sebelum masuk pemukiman adat terlebih dahulu menjalani pengecekan kesehatan di Puskesmas setempat.
"Semua warga Badui sudah dilakukan pencegahan penularan virus corona dengan minum obat tradisional dari cikur (kencur) dan jahe merah, " katanya.
Tak heran, bila warga Baduy masih tetap bekerja di ladang-ladang huma.
Begitu juga kawasan pemukiman masyarakat Badui diperketat protokol kesehatan bagi wisatawan.
Wisatawan harus memakai masker, tidak berkerumun dan tidak membuang sampah sembarangan.
Baca Juga: Warga Baduy Menangis Hutan Sakralnya Dirusak Penambang Liar, Dedi Mulyadi Bereaksi Keras: Malu!
Petugas medis Puskesmas Cisimeut pun mengapresiasi tetua adat masyarakat Badui yang memperhatikan keselamatan warganya.
Puskesmas Cisimeut membawahi pelayanan di enam desa, namun yang disiplin dan mematuhi program pemerintah untuk pelayanan vaksinasi publik bagi aparatur desa hanya Jaro Saija yang melakukan vaksinasi.
Sedangkan, aparatur di lima desa lainnya hingga kini tidak ada yang divaksinasi.
"Kami sudah melaporkan ke Bapak Camat Leuwidamar agar mereka bisa dilakukan vaksinasi itu," kata dr Maytri Nurmaningsih.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV