Meski di Tengah Pandemi, Anak Penderita Celebral Palsy Harus Tetap Jalani Terapi
Kesehatan | 30 Juni 2021, 18:02 WIBBANDA ACEH, KOMPAS.TV - Relawan Yayasan Sahabat Difabel Aceh, terus merawat 12 anak penderita lumpuh otak atau celebral palsy, yang harus menjalani fisioterapi, di tengah pandemi covid-19.
Meski sempat terhenti pada tahun 2020 akibat keterbatasan anggaran, namun kini rumah terapi kembali dibuka, berkat bantuan dan sumbangan donatur.
Rumah terapi celebral palsy ini didirikan oleh Nuraida, seorang ASN Dinas Sosial Aceh Besar sejak 2017 lalu.
Dirinya bertekad merawat anak disabilitas, meski membutuhkan waktu yang lama menjalani fisioterapi.
Yayasan Sahabat Difabel Aceh, hanya memiliki dua terapis, namun mereka bekerja ekstra dengan cara pendekatan emosional, agar anak nyaman menjalani terapi.
Metode terapi yang diberikan yaitu melatih kemampuan fisik anak, pemijatan sendi, terapi okupasi, serta melatih sensor motorik dengan mengajak anak menghafal ayat-ayat pendek Al-qur'an.
Tak hanya dilakukan di rumah terapi, terkadang para terapis juga mengunjungi rumah anak disabilitas.
Kebanyakan usia anak yang menjalani terapi berkisar dari usia 3 hingga 11 tahun.
Namun usia optimal menjalani terapi adalah dibawah lima tahun.
Penulis : Dea-Davina
Sumber : Kompas TV