Sinergi Umat dan Ulama dalam Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa
Berita daerah | 25 Juni 2021, 14:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sejarah mencatat sinergi antara ulama dan umat membuahkan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Ulama pada saat itu, melecut semangat umat agar berjuang habis-habisan merebutkan kemerdekaan dan mempertahankannya. Para ulama telah berjuang dengan umat untuk melawan kolonialisme dari Sabang sampai Merauke.
Melihat fakta sejarah tersebut, peran ulama tidak sekadar sebagai pembimbing ruhiyah umat, tetapi juga berusaha bersama dengan umat mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka. Usai kemerdekaan, sinergi positif yang telah terjalin tidak boleh berhenti dan harus terus dipelihara. Dalam usaha memelihara sinergi tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai bagian dari umat berkontribusi dengan ulama membawa amanat umat untuk membangun peradaban bangsa melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dalam hal ini, ACT berada di bawah pengayoman MUI dalam aktualisasi program-program kemanusiaan di bidang pangan, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan untuk membangun dan menyejahterakan bangsa. Dengan cita-cita yang besar tersebut, maka dilakukan sinergi Ulama untuk Kesejahteraan dan Keberkahan Bangsa dan Negara melalui penandatangan MoU antara MUI dan ACT untuk kerja sama dalam bidang pangan, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan, dilangsungkan di Kantor MUI di Jakarta, Selasa (22/6/2021).
Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin mengatakan, Kesepakatan yang dilakukan hari ini merupakan kesepakatan umum. MUI, sebagai lembaga negara berfokus pada pengayoman umat, dengan ACT, sebagai organisasi kemanusiaan umat Islam, saling terpanggil dalam melakukan kolaborasi agar peran umat Islam dalamp agenda-agenda kemanusiaan yang bersifat masif dan akan diwujudkan dalam program-program konkret.
Program-program itu antara lain wakaf. Saat ini, ada sejumlah program wakaf yang telah dilakukan bersama MUI salah satunya di bidang pangan.
“Mengapa pangan? Dampak pandemi yang paling signifikan secara global adalah pangan. Kami merancang program pangan sampai hilir, hulu wakaf pangan produktif, wakaf sawah produktif. Kini yang tengah kami lakukan adalah membantu permodalan petani. Di satu sisi, kami juga sedang menggarap air minum wakaf gratis, yang mana dari pabrik air mineral yang kami beli lalu kami bagikan kepada masyarakat secara gratis,” terangnya.
Ahyudin melanjutkan, sinergi antara ACT (umat) dan MUI (ulama) telah terjalin lama. Di antaranya sinergi mengecam penyerangan Israel terhadap Palestina dan sinergi dalam penyediaan pangan, melalui panen raya sawah wakaf pertama di Jawa Timur beberapa waktu lalu. Saat ini sinergi yang dilakukan semakin besar dan akan semakin masif.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan MUI Dr. H. Amirsyah Tambunan MA mengatakan, bangsa Indonesia saat ini membutuhkan bantuan semua pihak dalam rangka mengatasi pandemi Covid-19. Menurut Amirsyah, umat harus tansiqul haraqah (gerakan terkoordinir) dan taswiyatul manhaj (penyamaan pola pikir).
“Kami memberikan apresiasi kepada ACT yang sudah teruji track recordnya. Semoga MOU hari ini bisa kita tindaklanjuti semoga pandemi covid tidak berdampak pada pandemi ekonomi. Semoga kerja sama ini bisa berlangsung dengan baik,” kata Amirsyah.
Ia menambahkan, salah satu langkah yang harus dilakukan MUI dan ACT adalah membantu bangsa dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pangan.
Penulis : KompasTV-Makassar
Sumber : Kompas TV