> >

Yogya Batal Lockdown, Berikut Strategi Sultan HB X Tangani Lonjakan Kasus Covid-19

Sosial | 21 Juni 2021, 23:13 WIB
Jumpa pers Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X usai rapat terbatas bersama Satgas Covid-19 Nasional, Minggu (20/6/2021). (Sumber: TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA)

Namun, untuk saat ini, Sultan HB X mengakui bahwa karantina wilayah akan sulit diterapkan lantaran ada konsekuensi besar yang mengikutinya.

Jika karantina wilayah benar diberlakukan, maka perekonomian masyarakat otomatis akan terganggu selepas kebijakan itu. Sehingga Pemda DIY pun harus menanggung segala kebutuhan warganya.

"(Jika lockdown) orang jualan tidak ada. Yang buka hanya apotik dan supermarket, yang lain tutup. Pemerintah harus ganti duit untuk masyarakat, untuk beli makan. Ya kalau (seperti itu) kami tidak kuat," terang Raja Keraton Yogyakarta tersebut.

"Ya, tidak ada kalimat lockdown. Saya tidak kuat meragati (membiayai) semua rakyat se-Yogya. Itu pilihan terakhir," tambahnya.

Baca Juga: Politikus PKS Minta Pemerintah Pusat Dengarkan Permintaan Sultan HB X untuk Lokcdown di Yogyakarta

Di samping itu, terkait aktivitas pariwisata, segala keputusan untuk menutup tempat wisata bakal diserahkan kepada masing-masing kepala daerah.

Pasalnya, bupati dan wali kota dianggap paling tahu tentang kondisi nyata di lapangan.

Kepala daerah misalnya dapat meniru langkah Bupati Bantul untuk menutup sejumlah destinasi wisata pada akhir pekan karena tingkat kunjungan selalu membeludak.

"Terserah bupati (dan) wali kota, saya tidak ada kebijakan seperti itu (penutupan tempat wisata). Kabupaten kota bisa melihat kondisi riilnya. Pengalaman seperti (penutupan) Parangtritis kan sudah jelas," tandasnya.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU