Dinkes Sebut Varian Baru Mutasi Virus Covid-19 di DKI Jakarta Mengkhawatirkan
Update corona | 15 Juni 2021, 11:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan varian baru mutasi virus Covid-19 di wilayah DKI Jakarta sangat mengkhawatirkan.
Widyastuti mengatakan, ada tiga jenis varian baru yang ditemukan di DKI Jakarta. Varian tersebut merupakan varian alfa (asal Inggris), beta (asal Afrika Selatan), dan Delta (asal India).
Tiga varian tersebut ditemukan di 19 kasus Covid-19 yang sudah dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Dia mengatakan, mayoritas temuan infeksi virus varian baru terjadi pada pekerja migran yang memiliki riwayat perjalanan dari negara lain.
Widyastuti memaparkan, ada beberapa varian yang harus diwaspadai, khususnya varian Delta B1617.2 (asal India) dan varian Beta B1351 (asal Afrika Selatan) yang sudah bertransmisi di wilayah DKI Jakarta.
Baca Juga: Anies Perpanjang PPKM Mikro Hingga 28 Juni
“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita, contohnya varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar dan varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan," kata Widyastuti dalam keterangan tertulis, Selasa (15/6/2021).
Widyastuti mengatakan, berdasarkan penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ia meminta seluruh elemen masyarakat untuk mewaspadai hal ini bersama.
Sebelumnya, Anies memperingatkan semua masyakarat agar tidak meremehkan penyebaran Covid-19 saat ini. Alasannya, varian virus corona yang menyebabkan Covid-19 saat ini adalah varian baru yang lebih mudah menyebar.
"Intinya adalah saat ini kita sedang berhadapan dengan arus balik mudik, berhadapan dengan varian baru Covid yang ada jelas di Jakarta kemudian punya efek sebar yang lebih luas," kata Anies di Jakarta, Minggu (13/6/2021).
Baca Juga: Jakarta Deteksi 19 Varian Baru Covid-19, Anies: Diperburuk Oleh Arus Balik Mudik Lebaran
Penulis : Hasya Nindita Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV