Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Pakai Cara Kekinian ala Rektor UGM
Berita daerah | 1 Juni 2021, 13:07 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Rektor UGM Panut Mulyono berupaya melancarkan jurus menginternalisasi nilai-nilai Pancasila di kalangan dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, serta alumni kampus. Hal itu diungkapkan rektor UGM dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Balairung UGM, Selasa (1/6/2021).
Menurut Panut Mulyono, sebagai jati diri, Pancasila harus menjadi pembeda bagi UGM. Artinya, Pancasila harus menjadi ciri perilaku yang mudah dikenali di lingkungan UGM.
Ia menyebutkan internalisasi nilai-nilai Pancasila di kalangan mahasiswa harus disesuaikan dengan kondisi dan perilaku generasi saat ini sebagai digital native.
“Harus simple, mudah dicerna, dan mengedapkan aspek visual,” ujar Panut.
Baca Juga: Hari Lahir Pancasila dari Kacamata Haedar Nashir
Selain itu, untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila di kalangan mahasiswa adalah membangun ruang-ruang diskusi yang dapat mengakomodasi pertukaran pemikiran kritis dari para mahasiswa. Hal ini untuk mengarahkan semangat militansi generasi muda ke jalur yang benar mewujudkan kesejahteraan serta kemuliaan bangsa dan negara.
Rektor UGM ini menilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara harus dipahami oleh seluruh warga negara, maka Pancasila menjadi penting untuk diajarkan kepada seluruh peserta didik. Terlebih, derasnya arus informasi di era globalisasi dan digitalisasi ini memberikan pengaruh besar terhadap perbedaan keyakinan dan cara pandang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Seperti apa yang dikatakan Presiden Soekarno, tidak ada satu negara yang benar-benar hidup jika tidak ada seperti kuali yang mendidih dan terbakar dan jika tidak ada benturan keyakinan di dalamnya,” ucapnya.
Panut juga mengutip sejumlah rekomendasi yang dihasilkan dari Kongres Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang diselenggarakan di UGM melalui Pusat Studi Pancasila beberapa waktu yang lalu.
Pancasila wajib disajikan sebagai pelajaran atau mata kuliah definitif dalam setiap jenjang pendidikan, serta menjaga pembelajaran Pancasila dari intervensi kepentingan politik praktis dan disampaikan sesuai kaidah ilmu.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV