Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM: Membuka Tempat Wisata di Masa Pandemi adalah Kebijakan Spekulatif
Update corona | 19 Mei 2021, 15:19 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Penutupan tempat wisata selama pandemi Covid-19 membuat Kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Janiaton Damanik, angkat bicara. Ia sepakat jika tempat wisata ditutup selama masa pandemi Covid-19.
Menurut Janiaton, kesehatan masyarakat lebih penting ketimbang membuka tempat wisata. Sebab, pembukaan tempat wisata berpotensi melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia.
“Penutupan tempat wisata bukan sesuatu yang aneh, jangan dibenturkan dengan persoalan ekonomi, kalau belum bisa menjamin kesehatan justru jadi bumerang,” ujarnya, Rabu (19/5/2021).
Baca Juga: Tempat Wisata Dibuka Saat Liburan, Ini Penjelasan Sandiaga Uno
Terlebih, jika terjadi ledakan Covid-19 saat ini belum tentu mudah diatasi karena ancaman munculnya varian baru.
“Karena itu pemerintah harus konsisten harus tutup,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 ini tidak bisa bergantung dengan pemerintah untuk selalu mengawasi masyarakat agar taat protokol kesehatan, baik saat bepergian maupun liburan. Pengunjung wisata menurutnya harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Oleh karena itu, pembukaan tempat wisata harus disertai dengan ketaatan pengunjung dalam menerapkan protokol kesehatan secara benar
Janiaton menilai, dari sisi kepariwisataan, pembukaan tempat wisata di masa pandemi tak ubahnya dengan mengeluarkan kebijakan spekulatif.
Sebab, membuka kunjungan destinasi wisata berarti pemerintah dan masyarakat harus siap dengan risiko bertambahnya kasus Covid-19 apabila penerapan protokol kesehatan di lokasi wisata tidak terjamin.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV