Terungkap Suami Istri Bawa 2 Anak Jalan Kaki Gombong-Bandung Bukan Mudik, Tapi Demi Menyambung Hidup
Peristiwa | 11 Mei 2021, 03:55 WIB
BANDUNG, KOMPAS.TV - Kisah Dani Rahmat (39) dan Masitoh Ainun (36), pasangan suami istri yang mengaku pulang kampung dari Gombong ke Bandung dengan berjalan kaki sempat menyita perhatian publik.
Namun, belakangan terungkap fakta sebenarnya terkait aksi mereka berjalan kaki dengan membawa serta dua anaknya itu.
Baca Juga: Viral, Mudik Jalan Kaki dari Kebumen ke Ciamis, Berharap Hari Lebaran Sampai Tujuan
Ternyata, Dani dan Masitoh bukan pulang kampung seperti yang diberitakan sebelumnya. Mereka memang sengaja hidup di jalan. Hal ini sudah dilakoninya selama setahun.
Demikian pengakuan mengejutkan itu dilontarkan sang istri Masitoh kepada Tribun saat ditemui di Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Minggu (9/5/2021).
Saat ini, Masitoh bersama Dani dan dua anaknya sudah berada di Bandung. Mereka untuk sementara tengah dikarantina di Kantor Desa Pananjung.
Berdasarkan pengakuannya, Masitoh bersama suami dan kedua anaknya terpaksa melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki demi menyambung hidup.
Baca Juga: Suami Bawa Istri dan 2 Balita, Mudik Jalan Kaki Gombong-Bandung Selama 6 Hari Berbekal Rp 120 Ribu
Sebab, ia bingung suaminya Dani sudah tidak memiliki penghasilan setelah tempat kerjanya gulung tikar alias bangkrut. Sejak itulah, Dani belum memiliki pekerjaan lagi.
"Mesin jahit diambil bos, jadi bingung kerjaan enggak ada," kata Masitoh dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (10/5/2021).
Masitoh mengaku bahwa dialah yang mempunyai ide dan mengajak suaminya untuk hidup di jalan. Dengan harapan, bisa mendapat bantuan selama dalam perjalanan.
"Yang ngajak hidup di jalan, saya. Kami turun ke jalan yang penting ada buat makan. Ada yang ngasih kami terima, enggak ada yang ngasih, kami jalan," ujar Masitoh.
Baca Juga: Akali Petugas, Belasan Warga Nekat Mudik Naik Truk Pengangkut Barang
Masitoh menceritakan, sebelum dikarantina, dirinya bersama suami dan anaknya memulai perjalan dari Cangkuang sekitar seminggu yang lalu.
"Kami dari sini (Cangkuang) ke Cimindi naik angkot. Dari Cimindi naik kereta api ke Purwakarta. Purwakarta-Bandung ongkosnya cuma Rp 7 ribu. Lalu dari Purwakarta ke Cikarang. Mulai dari Cikarang, kami jalan (kaki)," kata Masitoh.
Masitoh melanjutkan, dari Cikarang kemudian ia bersama keluarganya jalan kaki menuju Cikampek. Lalu lanjut ke Karawang, Subang, hingga Indramayu.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV