Bumbu Sate Misterius di Bantul Mengandung Racun Jenis C, Ahli Forensik UGM Paparkan Bahayanya
Peristiwa | 30 April 2021, 15:25 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Teka-teki kandungan racun di bumbu sate misterius yang menewaskan seorang siswa SD kelas 4 berinsial NFP di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terkuak.
Ahli Forensik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memaparkan efek samping yang ditimbulkan racun tersebut.
Sebagaimana diketahui, Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY yang meneliti kandungan bumbu sate misterius tersebut mengeluarkan hasil penelitian bahwa bumbu sate mengandung racun jenis C.
Kepala Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Setyarini Hestu Lestari membenarkan telah menyerahkan hasil uji sempel makanan.
"Hasilnya sudah kami sampaikan ke kepolisian, ya memang ada racun jenis C di dalam makanan itu," kata Setyarini, Kamis (29/4/2021).
Baca Juga: Polisi Pastikan Sate Pemberian Wanita Misterius yang Tewaskan Anak Pengemudi Ojol di Bantul Beracun
"Untuk pemeriksaan sampel kami periksa secara uji kimia dan mikrobiologi. Kalau untuk cara kerja racunnya silakan tanyakan ke ahli forensik," imbuh dia.
Kemudian, Ahli Forensik UGM Yogyakarta, dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF mengatakan bahwa racun itu dipastikan memiliki dosis letal yang cukup tinggi.
Dosis letal adalah konsentrasi minimal yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk membunuh organism tertentu dengan rasio tertentu.
Dengan begitu, sekali masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi dan bisa menyebabkan kematian dari orang yang mengonsumsi.
“Racun biasanya memiliki lethal dose atau dosis letal. Artinya, racun yang menyebabkan suatu kematian itu berarti memiliki dosis yang sudah di ambang batas atas tubuh konsumen,” sambung dia seperti dikutip dari Tribun Jogja.
Menurutnya, bisa dibilang, dosis letal adalah ukuran yang biasa dipakai untuk menggambarkan derajat toksisitas suatu bahan.
Namun, ia enggan berspekulasi lebih lanjut mengenai racun yang berada di bumbu paket sate itu.
Ia hanya bisa memastikan, jika racun yang dikonsumsi NFP itu memang membuatnya mual dan muntah.
"Itu adalah mekanisme awal tubuh untuk menolak masuknya benda asing ke dalam organ-organ," ungkap dia.
Baca Juga: BBTKLPP Periksa Sate Kiriman Wanita Misterius yang Tewaskan Anak Pengemudi Ojol di Yogyakarta
"Kalau racun masuknya lewat mulut, ya pasti akan mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Kalau racun bentuknya gas, yang terganggu nanti pernafasannya,” beber Lipur.
Ditanya tentang bentuk racun, Lipur lagi-lagi tidak mau berspekulasi.
Hal ini karena ada cukup banyak bentuk racun, termasuk cair, padat bahkan kristal.
“Tentang racunnya, butuh nama. Racun apa sehingga bisa diketahui cara kerjanya ke tubuh. Racun tikus juga bermacam-macam kan. Saya tidak mau spekulasi,” papar dia.
Seperti diberitakan KompasTV sebelumnya, kejadian bermula ketika Bandiman, ayah korban, yang merupakan driver ojek online tengah beristirahat di sekitar Masjid daerah Gayam, Yogyakarta.
Penulis : Gading Persada Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV