Kisah Petani Karet Desa Lok Batu, Berharap Nilai Jual Getah Karet Tak Turun Kendati Tak Patok Harga
Berita daerah | 16 April 2021, 16:12 WIBTABALONG, KOMPAS.TV - Desa Lok Batu merupakan satu dari desa terpencil yang berada di Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Desa Lok Batu dihuni sekitar 1.150 jiwa penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai petani karet.
Seperti dijalani Sukran dan rekan-rekannya, rutin Ia pergi ke kebun untuk ‘menurih’ atau bahasa daerah setempat untuk kegiatan menyayat Pohon Para, yaitu pohon yang hasil getahnya diolah menjadi bahan baku karet.
Hasil karet sendiri baru bisa dipanen setelah satu minggu usai disayat.
Baca Juga: TMMD ke-110, Menapak Kampung Terisolir Pariangan Menuju Masyarakat Sejahtera
Namun saat ini Sukran masih bisa lega, sebab diakui harga karet masih menggembirakan yaitu Rp.10.000.- per kilogram.
Harga tersebut lebih tinggi jika dibandingkan beberapa waktu lalu yang hanya dihargai sebesar Rp.4000,-
Petani karet yang mengaku tak pernah mematok harga hasil bumi tersebut, berharap nilai jual getah karet tak lagi turun.
“Harga karet getahnya kalau bisa minimal Rp.10.000 lah, soalnya kan kalau dibandingkan harga sembako jauh, misal gula dan segala macam, itu sudah lebih dari Rp.10.000, lagi pula disini juga termasuk desa terpencil jadi aset-aset masuk sini susah, lebih agak mahal,” ungkap Sukran.
Jika cuaca baik, sepekan hasil panen yang dijual dapat menghasilkan hingga Rp. 700.000,- namun jika cuaca buruk, petani rata-rata hanya mendapatkan sekitar Rp. 400.000,-
Baca Juga: TNI Bangun Jalur Menembus Belantara ke Desa Lok Batu, Kampung Terpencil di Kabupaten Tabalong
Namun seolah mendapat titik cerah, para petani karet di desa ini mengaku senang, sebab sebuah jalan besar telah selesai dibangun.
Jalan tersebut dibuat dalam program TMMD ke-110 Kodim 1008/Tanjung yang diharapkan dapat membuat daya jual hasil panen warga meningkat dan akhirnya turut mendongkrak perekonomian warga secara umum.
Penulis : KompasTV-Banjarmasin
Sumber : Kompas TV