> >

Ketua FUI Sumut Minta Maaf Soal Kericuhan Saat Pembubaran Atraksi Jaran Kepang di Medan

Peristiwa | 12 April 2021, 12:42 WIB
Tangkapan layar tayangan Kompas Petang yang memperlihatkan kericuhan antara pegiat kuda lumping dengan sekelompok ormas di Kecamatan Sunggal, Kota Medan. (Sumber: KompasTV)

MEDAN, KOMPAS.TV- Forum Umat Islam (FUI) Sumatera Utara (Sumut) akhirnya memberikan klarifiksai terjait kasus kericuhan kala pembubaran aktrasi jaran kepang di Kecamatan Medan Sunggal, pada Jumat (2/4/2021).

Bahkan Indra Suheri selaku Ketua FUI Sumut turut menyampaikan permintaan maafnya terkait insiden pembubaran yang berujung ricuh dan akhirnya viral di media sosial tersebut.

Dalam klarifikasinya yang disampaikan di depan awak media pada Sabtu (10/4/2021) di Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Indra mengatakan jika FUI menjunjung tinggi kebhinekaan serta menyebut jika budaya leluhur harus dipertahankan.

Ia juga meminta maaf lantaran aksi pembubaran tak ada dalam agenda FUI. 

Baca Juga: Buntut Pembubaran Paksa Pertunjukkan Jaran Kepang di Medan, Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Menurut dia, "framing" yang menyatakan FUI tidak menerima kebhinekaan dianggapnya kontraproduktif dengan semangat FUI yang mengedepankan semangat kebangsaan. 

Padahal, metode perjuangan dan visi misinya mengedepankan semangat kebangsaan, berjuang dan melihat semua masalah yang ada di masyarakat dari sisi manapun harus dari bingkai PBNU yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UU 1945. 

"Artinya FUI sebagai ormas Islam harus mengedepankan 4 pilar kebangsaan itu dalam menyikapi semua masalah yang ada di masyarakat jadi sangat bertentangan dengan prinsip FUI jika ada seni budaya ini diganggu," kata Indra, dikutip dari Kompas.com, Minggu (11/4/2021).

Kemudian, lanjut dia, ada celotehan-celotehan yang mungkin memicu suasana menjadi tidak kondusif seperti yang terlihat di dalam video yang viral.

"Jadi saya tanya apakah ada agenda FUI Kota Medan membubarkan seni budaya? Bukan karena saya orang Jawa. Prinsip FUI memang dalam kebhinekaan ini tak bisa tawar menawar. Kita menerima segala perbedaan yang ada," tutur dia. 

Baca Juga: Rusuh Pembubaran Atraksi Kuda Lumping, Polisi Tetapkan 6 Anggota Ormas FUI Jadi Tersangka

Indra menjelaskan bahwa pembubaran tidak diagendakan. Hal tersebut menurutnya ada dalam visi dan misi FUI. Menurutnya, apapun bahasa yang dipedomani tidak lepas dari nilai-nilai syariat Islam. 

Kebhinekaan, kata dia, merupakan karunia terbesar di Indonesia yang harus dijaga, dibangun dengan menjaga semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme.

Penulis : Gading Persada Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU