Terminator Canon Foam, Alat Pemadam Kebakaran di Kilang Minyak Pertamina
Peristiwa | 29 Maret 2021, 09:16 WIBINDRAMAYU, KOMPAS.TV - Sampai kini belum ditahui secara pasti penyebab kebakaran di Kilang Pertamina Balongan, Indramayu, Jawa Barat pada Senin (29/3/2021), sekitar pukul 00.45 WIB.
Dalam siaran pers, Pertamina menyebutkan kebakaran mengakibatkan terbakarnya tangki T-301G. Pihak Pertamina telah melakukan pemutusan atau normal shutdown untuk mengendalikan arus minyak agar kebakaran tak meluas.
Hingga kini, tim Health Safety Security dan Environmental Kilang Pertamina Balongan dikerahkan untuk memadamkan kobaran api tersebut.
Baca Juga: Penyebab Pasti Kebakaran Belum Diketahui, Pertamina Fokus Pemadaman Kilang Balongan
Pada sejumlah kasus kebakaran kilangnya, Pertamina menggunakan peralatan Terminator Canon Foam semacam meriam pelontar busa.
Seperti pada kebakaran kilang Pertamina di Cilacap. Pada kejadian April 2011 silam itu, seperti dilangsir Tribunnews, dikatakan kebakaran kala itu terjadi di tangki 31-T7 Pertamina Refinery Unit IV.
Baca Juga: Kilang Minyak Pertamina di Balongan Terbakar, Apa Itu Kilang Minyak?
Dalam siaran pers disebutkan, alat pelontar busa ini memiliki daya hingga 3.500 galon per menit atau lebih tinggi kekuatan normal.
Pada Senin, 4 April 2011 lalu, VP Corporate Communication Pertamina, Mochammad Harun, mengatakan bahwa alat pelontar ini membutuhkan foam dan air dalam jumlah yang banyak.
"Untuk mengoperasikannya dibutuhkan foam dan air dalam jumlah besar," katanya.
Air dan busa, selain bisa memadamkan api, sekaligus berfungsi menahan suhu tangki ataupun pipa minyak.
Pertamina waktu itu menyiapkan sebanyak 97 ton foam. Adapun suplai air, digunakan tambahan dari line cooling water kilang untuk memudah terminator canon foam melontar lebih tinggi dalam debit yang lebih banyak.
Baca Juga: Kilang Minyak Balongan Terbakar, Pertamina Jamin Pasokan BBM Aman
Apakah kebakaran di Kilang Balongan juga menggunakan alat semacam itu? Sampai kini belum ada keterangan dari pihak terkait.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV