Praktikum Terhenti Selama PPKM, Siswa SMK Dinilai Tak Mampu Penuhi Standar Kompetensi
Berita daerah | 23 Februari 2021, 21:37 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Program praktikum siswa SMK meradang setelah perpanjangan Pemberlakuan Pengetatan Kebijakan Masyarakat (PPKM) diputuskan pemerintah.
Aturan dari kebijakan PPKM yang tak membolehkan pembelajaran tatap muka dinilai sangat berdampak pada pembelajaran produktif di SMK.
"Sangat berdampak terutama (untuk) pelajaran produktifnya," ujar Bujang Sabri, Kepala SMKN 3 Yogyakarta, melansir Tribunjogja.com, Selasa (23/02/2021).
Baca Juga: Murid SMK Belajar di Poskamling Demi Bisa Praktik Saat Pandemi Corona
Dengan kondisi pembelajaran yang dihadapi saat ini, ungkap Bujang, siswa tidak mampu memenuhi standar kompetensi yang diharapkan sekolah.
"Secara kompetensi mereka tidak memenuhi standar. Kalau pandemi ini terus berlanjut, masuk SMK kelas 1 tahu-tahu lulus, usia dan jasad sudah SLTA, tetapi pemikiran masih SMP. Ini sangat berdampak, kami sangat sedih dengan kondisi seperti ini," tuturnya.
Terlebih untuk pelajaran yang tidak bisa dikerjakan secara daring dan melibatkan pengalaman sendiri seperti program praktikum.
Baca Juga: Tak Ikut Libur, Siswa SMK Tetap Masuk Jalani UNBK
"Yang namanya pelajaran praktik kalau anak-anak tidak melakukan sendiri, penangkapan akan kurang. Kondisi saat ini hanya 50-60 persen," jelas Bujang.
Selama ini para siswa hanya mampu mengerjakan sebagian materi pembelajaran praktik di rumah. Semisal untuk jurusan bangunan dapat menggambar dari rumah.
Baca Juga: Sanksi Pembinaan Diberi ke Guru dan Kepsek SMK Negeri 2 Padang Soal Aturan Jilbab
"Kalau ada fasilitas kami persilakan melakukan sendiri di rumah. Namun yang namanya peralatan teknik, di rumah banyak tidak tersedia," lanjutnya.
SMKN 3 Yogyakarta belum melakukan penilaian terkait pembelajaran praktik karena membutuhkan tatap muka.
Baca Juga: Formasi Lengkap! Mulai SMA/SMK, D3 dan S1, Ini Lowongan Kerja di BUMN PT INTI
Bujang mengaku penilaian sementara hanya dari pembelajaran teoretis.
"(Peniliaian) dari tugas-tugas yang diberikan bapak ibu guru. Mereka melihat video, ada tanya jawab di sana. Butuh bertemu langsung (untuk melakukan penilaian)," pungkasnya.
Penulis : Danang-Suryo
Sumber : Kompas TV