Jadi Heboh Pembangunan di Pacitan, Ternyata Museum SBY sudah ada di Akmil Magelang
Berita daerah | 18 Februari 2021, 11:00 WIBMAGELANG, KOMPAS.TV- Rencana pembangunan ‘Museum SBY’ di Pacitan menjadi heboh lantaran Yudhoyono Foundation selaku pihak yang akan membangun museum tersebut bersama Galeri Ani disebut-sebut mendapat bantuan sebesar Rp 9 miliar dari pemerintah setempat.
Ternyata tak hanya di Pacitan, Jawa Timur. ‘Museum SBY’ bahkan sudah berdiri di kota lain. Tepatnya di dalam Komplek Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Melansir Kompas.com, Kamis (18/2/2021), ‘Museum SBY’ merupakan Museum Paviliun 5 Akademi Militer (Akmil) Magelang tersebut diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa jam sebelum ia melepaskan jabatannya sebagai kepala negara pada Jumat (17/10/2014).
Baca Juga: Dana Hibah Museum SBY, Bupati: Uangnya Belum Diserahkan
Namun, selama pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini, museum tersebut ditutup dan belum bisa dikunjungi masyarakat umum.
Paviliun bernomor 5A dan 5B yang ada di Kompleks Akmil Magelang tersebut menyimpan benda-benda yang berkaitan dengan Presiden RI ke-6 tersebut terutama saat dirinya menjadi prajurit militer pada tahun 1970-1973.
Paviliun tersebut tidak terlalu besar dan hanya berukuran 8x6 meter. Namun dahulu paviliun tersebut menjadi tempat tinggal 'istimewa' untuk taruna berprestasi.
Baca Juga: Dana APBD Rp 9 M untuk Museum SBY-ANI, Bupati Pacitan: Untuk Perkembangan Wisata dan Ekonomi
Mulai dari mantan Komandan Kopassus Prabowo Subianto. Prabowo yang saat ini menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) tercatat menempati paviliun yang sama dengan yang ditempati SBY tahun 1974 bersama Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman juga menempati paviliun ini pada tahun 1978.
Lalu Panglima TNI Jenderal Moeldoko menempati Paviliun 5A ini tahun 1981.
Baca Juga: Demokrat: Museum SBY akan Jadi Wahana Pengenalan Sejarah yang Sangat Berguna
Nama putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ternyata juga tercatat menempati paviliun ini pada tahun 2000.
Sementara itu SBY menempati paviliun itu saat menjadi Komandan Divisi Korps Taruna, yang sekarang lebih dikenal sebagai Komandan Resimen Korps Taruna.
Saat masuk ke pavilun, pengunjung akan disuguhi suasana kamar tidur SBY yang masih asli.
Di kamar tersebut ada tempat tidur kuno dari rangka besi lengkap dengan kasur kapuk dan bantal.
Baca Juga: Soal Kucuran Dana Rp 9 Miliar untuk Museum SBY, Ini Penjelasan Demokrat
Sementara di dinding, terdapat foto-foto kenangan SBY dan istri, Ani Yudhoyono saat masih muda. Termasuk foto bersama anak-anaknya serta keluarga.
Di paviliun itu juga ada sebuah lemari kayu yang berisi seragam, tas ransel, sepatu, dan topi perang.
SBY pernah bercerita, ia pernah menyimpan roti di sebuah meja di paviliun tersebut.
Padahal jika ketahuan akan dimarahi oleh pelatih.
“Ini (meja) kami menyimpan roti. Kalau ketahuan pelatih bisa berat hukumannya, tapi saya jarang, yang sering dimarahi Pak Sjafri (Letjen Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Pertahanan),” tutur SBY sembari terkekeh dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 19 Oktober 2014.
Baca Juga: Bupati Pacitan: Dana Rp 9 Miliar untuk Museum SBY Bukan dari APBD, Uangnya Belum Diserahkan
Di samping kamar itu terdapat ruangan berisi alat perang dengan judul "Dari Timor Timur Hingga Bosnia". Alat perang itu tersimpan rapi dalam etalase kaca memanjang.
Menuju ruang belakang paviliun, terdapat sebuah kamar mandi mungil yang sangat sederhana, berdinding semen dan closet jongkok.
Di beberapa sudut terdapat beberapa benda kesayangan SBY seperti sepeda onthel kuno, pakaian, tongkat kebesaran, hingga podium pidato kepresidenan dengan latar banner foto Istana Negara Jakarta.
Sedangkan di bagian belakang paviliun, para pengunjung akan disuguhi beragam tulisan tentang sepak terjang dan prestasi SBY sebagai kepala negara.
Baca Juga: Bupati Pacitan Sebut Dana Rp 9 Miliar Itu untuk Bantuan Pembangunan Museum SBY
Salah satunya kisah SBY saat menyelamatkan dua jurnalis Indonesia yang disandera pemberontak di Irak dan artikel-artikel lainnya. Di prasasti batu besar di dekat pintu keluar Paviliun 5 terdapat kalimat ungkapan SBY, "Tidak ada jalan lunak untuk mencapai cita-cita yang besar."
Sebelumnya, Yudhoyono Foundation disebut mendapatkan dana Rp 9 miliar untuk pembangunan Museum SBY dan Galeri Ani di Pacitan.
Dana dari Pemprov Jatim tersebut masuk dalam APBD Pacitan dan belum diserahkan ke Yudhoyono Foundation karena masalah administrasi.
Museum SBY dan Galeri Ani dibangun di Jalan Lingkar Selatan (JLS), Ploso, Pacitan di atas lahan seluas 1,5 hektar.
Baca Juga: SBY Bangun Museum SBY-ANI di Pacitan, Terinspirasi dari...
Di museum tersebut akan ditampilkan sejarah hidup SBY di Pacitan hingga menjadi presiden pertama yang dipilih secara langsung pada Pilpres 2004.
Penulis : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV