Ridwan Kamil: Rumah Sakit Penuh karena Benteng 3M Jebol, 3T Juga Rapuh
Update corona | 1 Februari 2021, 16:21 WIBBANDUNG, KOMPAS TV - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengakui pihaknya kewalahan dalam upaya menangani laju penyebaran virus corona atau Covid-19.
Karena sebab itulah, kondisi saat ini membuat sejumlah rumah sakit penuh pasien Covid-19.
Fasilitas kesehatan di Indonesia pun hampir kolaps karena pandemi yang sudah berjalan hampir setahun ini.
Baca Juga: Imbas Kasus Eiger, Postingan Ridwan Kamil Ikut Kena Sindir Netizen
Menurut Ridwan Kamil, kondisi tersebut tidak terlepas karena kesadaran masyarakat masih rendah dalam menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Tak hanya itu, upaya pemerintah baik pusat maupun daerah dalam melakukan tes, telusur, dan tindak lanjut (3T) terkait kasus Covid-19 juga masih rapuh.
"Rumah Sakit penuh karena benteng 3M-nya jebol oleh musuh, benteng 3T-nya juga rapuh," kata Ridwan Kamil dalam sambutannya yang disiarkan melalui kanal YouTube CISDI TV pada Senin (1/2/2021).
Seperti diketahui, 3M merupakan kampanye pemerintah untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19 dengan cara memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik.
Baca Juga: Ridwan Kamil Tidak Puas Vaksinasi Tahap Awal!
Sedangkan 3T adalah upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk menanggulangi Covid-19. Caranya, memperbanyak tes, pelacakan atau telusur (tracing), dan perawatan atau tindak lanjut medis terhadap yang terpapar (treatment).
Namun, dengan kondisi kedua program tersebut yang masih rendah dan rapuh penerapannya, kata Ridwan Kamil, maka musuh sekarang yakni Covid-19 sedang menyerang benteng terakhir.
Lebih lanjut, Ridwan Kamil mengatakan, rapuhnya strategi dalam melakukan 3T karena pemerintah pusat dan daerah masih belum bisa mencapai standar penelusuran kontak atau tracing yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Rasio pelacakan Indonesia termasuk Jawa Barat hanya 1:4 yakni 1 kasus 4 kelacak," ucap Ridwan Kamil.
Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Vaksinasi Nakes Kurang Memuaskan, Ini Penyebabnya
"Seharusnya 1 kasus 30 lingkaran terdekatnya terlacak. Jadi masih jauh dari standar WHO."
Dengan kondisi tersebut, Ridwan Kamil menuturkan saat ini tengah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi jebolnya fasilitas kesehatan di Jawa Barat karena pandemi Covid-19.
Caranya, kata dia, dengan membangun sebuah program bertajuk Puskesmas Terpadu dan Juara atau disingkat Puspa.
Program itu nantinya akan fokus pada rekrutmen 500 orang untuk disebar ke 100 Puskesmas di Jawa Barat. Dengan demikian, tiap puskesmas akan mendapat tenaga baru sebanyak 5 orang.
Baca Juga: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Sempat Satu Ruangan dengan Bupati Pangandaran yang Terpapar Covid-19
Dengan program tersebut, Ridwan Kamil berharap penelusuran kontak kasus Covid-19 dapat terealisasi dengan baik, sehingga bisa sesuai dengan target yang ditetapkan WHO yakni 1 kasus banding 30 pelacakan.
Melalui programnya ini, Ridwan Kamil sebenarnya menargetkan dapat diaplikasikan terhadap total kurang lebih 1.060 Puskesmas di Jawa Barat.
Namun demikian hal tersebut urung terlaksana karena pihaknya mendapati adanya kendala utama, yakni persoalan anggaran.
Diketahui, pihaknya hanya mampu menyediakan anggaran sebesar Rp 80 miliar. Karenanya, perekrutan 500 orang itu hanya mampu tersebar ke 100 puskesmas.
Baca Juga: Bergejala Virus Corona Meninggal di Taksi Online Usai Ditolak 10 Rumah Sakit, Ini Kata Ridwan Kamil
"Kita sekarang ada 500 (orang), 500 juga anggarannya Rp 80 miliar yang saya sediakan. Kenapa cuma 500 Pak Gubernur? duitnya juga, ya seadanya hatur lumayan," ujar Ridwan Kamil.
"Makanya harapannya Pak Menkes paham. Triliunan dari Pak Menkes gitu, miliar dari kami, sebagian miliar dari kota/kabupaten supaya tidak 100 tapi 1.000 Puskesmas.
Baca Juga: Mohon dengan Sangat, Ini Imbauan Ridwan Kamil untuk Ribuan Orang di Jabar yang Sembuh dari Covid-19
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV